Asal mula kemunculan virus corona dan penyebarannya kembali menjadi sorotan.
Laporan Wall Street Journal baru-baru ini mengungkap hasil sebuah studi Lawrence Livermore National Laboratory, California, Amerika Serikat, pada Mei 2020 lalu.
Studi tersebut menyimpulkan bahwa teori kebocoran virus corona dari laboratorium di Wuhan, China, masuk akal dan layak diselidiki lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kementerian Luar Negeri AS memakai data tersebut untuk menyelidiki tentang sumber Covid-19 di akhir pemerintahan Presiden Donald Trump.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memang telah melakukan investigasi bersama dengan China di Wuhan untuk menyelidiki awal mula virus serupa SARS itu sekitar Februari lalu.
Namun, banyak pihak merasa tak puas dengan hasil investigasi itu. Tim investigasi WHO sendiri mengakui bahwa China tidak sepenuhnya kooperatif dalam penyelidikan itu. Para ilmuwan China menolak membagikan data mentah yang mungkin bisa memperjelas asal mula pandemi corona.
AS
Pada Mei lalu, Presiden AS Joe Biden kembali memerintahkan komunitas intelijen negaranya menyelidiki asal muasal corona.
Biden meminta intelijen AS memberikan hasil investigasi tersebut dalam 90 hari ke depan.
Perintah investigasi itu muncul setelah laporan intelijen AS menemukan bahwa tiga peneliti Institut Virologi Wuhan, China, jatuh sakit hingga dirawat di rumah sakit sekitar November 2019, sebulan sebelum pandemi Covid-19 muncul dan mulai menyebar ke seluruh dunia.
Laboratorium itu juga pernah menjadi sorotan dunia lantaran disebut-sebut menjadi tempat awal mula kemunculan dan penyebaran virus corona akibat penelitian yang gagal dan bocor.
Kabar tiga peneliti yang sakit itu pertama kali terungkap dalam pemberitaan eksklusif The Wall Street Journal (WSJ) pada Minggu (23/5). Berita itu dibuat berdasarkan laporan intelijen Amerika Serikat yang sebelumnya tak diungkap.
Biden mengatakan pada Maret lalu dia juga telah mengarahkan penasihat keamanan nasional AS, Jake Sullivan, untuk menugaskan intelijen menyiapkan laporan tentang analisis terbaru terkait asal usul pandemi corona.
Biden juga meminta penyelidikan apakah Covid-19 muncul akibat penularan hewan ke manusia atau dari kecelakaan laboratorium.
"Sampai hari ini, Komunitas Intelijen AS telah sepaham terkait setidaknya dua skenario yang mungkin tetapi belum mencapai kesimpulan pasti tentang hal ini," kata Biden.
Sejauh ini, Komunitas Intelijen AS mengakui bahwa agensinya memiliki dua teori tentang dari mana virus serupa SARS itu berasal.
Dua lembaga intelijen AS sejauh ini meyakini bahwa virus itu muncul secara alami akibat kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi.
Sementara itu, mengutip Reuters, salah satu lembaga intelijen AS lainnya percaya bahwa asal mula virus corona kemungkinan berasal dari kecelakaan laboratorium
"Komunitas Intelijen AS tidak tahu persis di mana, kapan, atau bagaimana virus Covid-19 awalnya menular dan menyebar, tetapi kami sepaham bahwa ada sekitar dua skenario yang mendekati itu," kata Kantor Direktur Intelijen Nasional AS (ODNI) melalui pernyataan pada Kamis (27/5).
Negara G7
Desakan penyelidikan ulang di China turut digaungkan negara kelompok G7 dalam pertemuan tingkat tinggi di Cornwall, Inggris, 11-13 Juni lalu.
Dalam pernyataan bersama communique G7 yang rilis Minggu (13/5), kepala negara G7 menyerukan penyelidikan fase kedua asal muasal virus corona di China oleh WHO secara transparan, tepat waktu, dipimpin para ahli, dan berbasis ilmu pengetahuan, seperti yang direkomendasikan laporan para ahli.
"Memperkuat transparansi dan akuntabilitas, termasuk menegaskan kembali komitmen kami untuk mengimplementasi penuh, dan meningkatkan kepatuhan terhadap, Peraturan Kesehatan Internasional 2005," bunyi komunike G7 yang dirilis Gedung Putih.
G7 adalah forum antarnegara dengan tingkat ekonomi terbesar dunia. Mereka adalah AS, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan Kanada.
Dalam pertemuan tatap muka pertama kali sejak pandemi corona 2020, Presiden Biden menuturkan AS dan negara lainnya belum mendapatkan akses ke laboratorium-laboratorium China.
"Apakah [virus corona] berasal dari kelelawar yang berinteraksi dengan hewan dan lingkungan... menyebabkan Covid-19 ini, atau apakah itu eksperimen yang berujung salah di sebuah laboratorium," katanya.
(rds/dea)