Pada edisi terakhirnya hari ini, Apple Daily, mencetak 1 juta eksemplar. Jumlah itu lebih dari 10 kali lipat dari cetakan surat kabar itu biasanya, atau dua kali lipat dari produksi sehari pascapenggerebekan polisi pada pekan lalu.
Tutupnya Apple Daily itu membuat sekitar 1.000 stafnya, di antaranya sekitar 700 di ruang redaksi, kehilangan pekerjaan mereka hari ini.
Sementara itu, di lapak-lapak penjual surat kabar sejak Kamis dini hari sudah mengantre para warga Hong Kong yang ingin membeli edisi terakhir Apple Daily. Salah satunya di distrik kelas pekerja, Mongkok, di mana ratusan dilaporkan sudah mengantre untuk mendapatkan edisi terakhir Apple Daily.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini sangat mengagetkan," ujar Candy, 30, di tengah antrean untuk membeli edisi terakhir Apple Daily.
"Dalam dua pekan, pemerintah menggunakan hukum keamanan nasional ini untuk membubarkan perusahaan yang terdaftar."
![]() |
Atas penegakan hukum yang dilakukan terhadap Apple Daily, Pemimpin eksekutif Hong Kong Carrie Lam membantah pemerintah tengah berupaya melakukan pemberangusan media massa di sana. Ia menyanggah soal tudingan--termasuk dari negara-negara barat--soal pengekangan kebebasan pers yang mulai terjadi di Hong Kong.
"Jangan mencoba untuk meremehkan pentingnya melanggar hukum keamanan nasional... Jangan mencoba mempercantik tindakan yang membahayakan keamanan nasional ini," kata Lam dalam konferensi pers regulernya di Hong Kong, Selasa (22/6).
"Dan jangan mencoba menuduh pihak berwenang Hong Kong menggunakan undang-undang keamanan nasional sebagai alat untuk menekan media atau untuk menahan kebebasan berekspresi," tambahnya.
Ia pun meminta media hingga jurnalis tak melakukan hal yang ditindak karena membahayakan atau melanggar keamanan nasional.