Myanmar Beli Lagi Vaksin Rusia-China Antisipasi Varian Baru
Myanmar tengah bernegosiasi untuk membeli dosis vaksin corona tambahan dari China dan Rusia demi mengatasi gelombang baru penularan Covid-19.
Pemimpin junta militer Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing, mengatakan pemerintahannya berencana membeli tujuh juta dosis vaksin Sputnik V dari Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Rusia, RIA, Aung Hlaing mengatakan Myanmar akan membeli tujuh juta dosis tambahan setelah sebelumnya memboyong dua juta dosis Sputnik V.
"Kami telah melakukan negosiasi untuk membeli lebih banyak dosis vaksin dari Rusia," kata Aung Hlaing seperti dikutip Reuters pada Rabu (30/6).
Aung Hlaing tidak menjelaskan jenis vaksin Sputnik V atau Sputnik Light yang akan dibeli Myanmar. Sputnik Light merupakan vaksin corona yang hanya membutuhkan satu kali suntikan.
Aung Hlaing menuturkan India awalnya memasok sebagian besar vaksin untuk Myanmar. Namun, akibat gelombang kedua corona yang lebih ganas, India tidak dapat memenuhi kebutuhan vaksin untuk Myanmar akibat wabah di dalam negeri.
"China juga telah mengirimkan sejumlah dosis vaksin dan kami telah menggunakannya. Kami juga akan melanjutkan negosiasi dengan China," ucap Aung Hlaing.
Infeksi corona dilaporkan melonjak bulan ini di Myanmar hingga memicu kekhawatiran akan ada gelombang Covid-19 yang jauh lebih besar menghantui negara yang tengah dilanda krisis politik tersebut.
Sebagai antisipasi, rezim militer menerapkan aturan lockdown di sejumlah daerah di perbatasan dengan China karena peningkatan penularan Covid-19.
The Irrawaddy melaporkan Myanmar mulai memberlakukan lockdown di sejumlah daerah di negara bagian Shan sejak awal pekan ini.
Daerah Kokang mulai menerapkan aturan tak boleh keluar rumah pada Senin (28/6), setelah pihak berwenang melaporkan lebih dari 100 kasus Covid-19 baru dalam 10 hari belakangan.
Di Kokang, pergerakan keluar masuk dilarang dan transportasi umum juga dihentikan. Komite Respons dan Pengendalian Penyakit Covid Kokang mengancam bakal menghukum pihak yang melanggar aturan ini.
Sebelum Kokang, kawasan Lashio juga memberlakukan lockdown pada Minggu (27/6), ketika kasus Covid-19 di daerah itu bertambah 300 dalam sehari.
Selain Kokang dan Lashio, sejumlah daerah lain di negara bagian Shan juga mengalami lonjakan kasus Covid-19 dalam dua pekan terakhir, termasuk Nawng Cho, Kalaw, Hspiaw, Namkham, Kutkai, Laukkai, dan Chin Shwe Haw.
Akibat peningkatan infeksi virus corona ini, pemerintah negara bagian Shan menerapkan pembatasan pergerakan sejak 23 Juni lalu.
Tak hanya Shan, negara bagian yang berbatasan dengan India, Chin, juga mengalami lonjakan kasus Covid-19. Pemerintah Myanmar juga sudah menerapkan sejumlah aturan untuk mengendalikan peningkatan kasus Covid di Chin.
Secara keseluruhan, Myanmar sudah melaporkan 155.697 kasus Covid-19 dengan 3.320 kematian sejak pandemi melanda.
(rds/ayp)