Situasi Mirip Indonesia, Lockdown Bangladesh Diperpanjang

CNN Indonesia
Senin, 05 Jul 2021 20:45 WIB
Bangladesh memutuskan memperpanjang lockdown mulai hari ini, Senin (5/7), hingga 14 Juli mendatang untuk meredam lonjakan kasus infeksi Covid-19.
Ilustrasi para pendatang di Bangladesh pulang kampung menghindari lockdown Covid-19. (AFP/MUNIR UZ ZAMAN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Bangladesh memutuskan memperpanjang penguncian wilayah (lockdown) mulai hari ini, Senin (5/7), hingga 14 Juli mendatang untuk meredam lonjakan kasus infeksi virus corona (Covid-19).

Dilansir Reuters, selama masa perpanjangan lockdown itu aktivitas bepergian penduduk setempat dibatasi. Mereka yang hendak memasuki ibu kota Dhaka juga wajib menunjukkan sertifikat vaksin atau surat negatif Covid-19, serta harus disertai alasan yang sangat mendesak.

Selain itu, seluruh kegiatan perekonomian yang tidak berkaitan dengan kebutuhan prioritas masyarakat juga wajib tutup. Penduduk juga dilarang berkerumun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, transportasi umum tidak beroperasi selama lockdown di Bangladesh, kecuali truk pengangkut kebutuhan logistik atau ambulans.

Sedangkan sejumlah pabrik dibolehkan beroperasi, tetapi mereka wajib menerapkan protokol kesehatan secara ketat.

Kasus infeksi Covid-19 di Bangladesh melonjak diduga akibat penyebaran varian Delta dari India. Mereka menutup perbatasan dengan India pada April lalu, tetapi lalu lintas perdagangan tetap terjadi.

Pada Minggu kemarin, Bangladesh mencatatkan kasus corona sebanyak 944.917 orang.

Dari jumlah itu, 15.065 orang di antaranya meninggal termasuk 153 orang yang wafat pada Minggu kemarin, sedangkan yang sembuh mencapai 833.897 orang.

Situasi di Bangladesh pun tidak jauh berbeda dengan Indonesia. Seluruh rumah sakit di negara itu penuh akibat merawat pasien Covid-19. Akibat lonjakan pasien, persediaan oksigen medis untuk pasien virus corona juga semakin menipis.

Lockdown juga membuat para pendatang yang mengadu nasib di Dhaka terpaksa pulang kampung karena tidak mendapatkan bayaran. Hal lain yang mengancam justru kekhawatiran masyarakat akan kelaparan.

"Selama lockdown tidak ada pekerjaan. Jika hal ini berlanjut, maka saya tidak tahu bagaimana cara untuk memberi makan keluarga. Bukan virus yang membunuh kita tapi kelaparan," kata seorang buruh lepas harian di Dhaka, Mohammad Manik.

Sampai saat ini Bangladesh menerima 2.5 juta vaksin corona Moderna dari Amerika Serikat melalui skema bantuan yang difasilitasi COVAX. Mereka juga menerima 2 juta dosis vaksin Sinopharm dari China.

Program vaksinasi Covid-19 di Bangladesh berantakan setelah India menghentikan ekspor vaksin AstraZeneca yang dibuat dengan lisensi akibat lonjakan kasus infeksi. Akibatnya sampai saat ini baru tiga persen dari 170 juta penduduk Bangladesh yang melaksanakan dua kali suntik vaksinasi.

(ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER