Kuba Terbitkan Izin Darurat Vaksin Covid Dalam Negeri Abdala

CNN Indonesia
Sabtu, 10 Jul 2021 04:33 WIB
Kuba mengizinkan penggunaan darurat untuk vaksin dalam negeri, Abdala. Ilustrasi (iStock/FilippoBacci)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kuba mengizinkan penggunaan darurat vaksin virus corona (Covid-19) buatan dalam negeri, Abdala. Vaksin tersebut menjadi yang pertama dikembangkan di Amerika Latin.

Dilansir AFP, Jumat (10/7), Regulator kesehatan CECMED memberi lampu hijau setelah pembuat Abdala bulan lalu mengumumkan kandidat vaksin memiliki efikasi hingga 92 persen setelah tiga dosis suntikan.

Kuba sedang mengerjakan lima vaksin virus corona. Pada Mei lalu, uji klinis dilakukan untuk dua vaksin Covid-19, Abdala dan Soberana 2.

Sampai minggu ini, setidaknya 6,8 juta dari 11,2 juta penduduk Kuba telah menerima setidaknya satu dosis dari kedua vaksin. Sementara 1,6 juta lainnya telah rampung tiga dosis.

Negara ini belum membeli atau mencari vaksin dari tempat lain. Ia berharap untuk mengimunisasi populasinya sebelum akhir tahun.

Pada Juni 2021, laboratorium BioCubaFarma mengatakan Abdala "menunjukkan kemanjuran 92,28 persen dalam skema tiga dosisnya."

CECMED mengatakan persetujuannya terhadap vaksin didasarkan pada analisisnya bahwa Abdala memenuhi persyaratan untuk "kualitas, keamanan, dan efektivitas."

"Setelah menyelesaikan proses evaluasi berkas yang ketat dan setelah melakukan inspeksi terhadap tanaman yang terlibat," tambah Aica Laboratories, tempat vaksin itu diproduksi.

Di bawah sanksi Amerika, Kuba memiliki tradisi panjang membuat vaksin sendiri, sejak tahun 1980-an. Hampir 80 persen vaksinnya diproduksi secara lokal.

Kemarin Kamis (8/7), Institut Finlay yang membuat Soberana 2 mengatakan kemanjuran vaksinnya melebihi 91 persen setelah tiga dosis.

WHO telah menetapkan ambang batas kemanjuran 50 persen untuk vaksin virus corona guna memberi perlindungan terhadap virus atau penyakit.

Kuba relatif tak terdampak pandemi. Namun, baru-baru ini terjadi lonjakan kasus Covid-19. Total kasus Covid-19 di Kuba mencapai 218.000. Dari jumlah itu, 1.450 orang di antaranya meninggal dunia.

Di sisi lain, Venezuela telah menandatangani kontrak untuk memperoleh 12 juta dosis Abdala, dan juga untuk memproduksinya secara lokal.

(afp/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK