Lika-liku Perdamaian Israel dan UEA hingga Dirikan Kedubes

CNN Indonesia
Rabu, 14 Jul 2021 20:53 WIB
Ilustrasi penandatanganan perjanjian normalisasi hubungan Israel, UEA, Bahrain yang diprakarsai Amerika Serikat di Gedung Putih, Washington D.C. (AP/Alex Brandon)
Jakarta, CNN Indonesia --

Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) kini sudah mempunyai perwakilan diplomatik di masing-masing negara.

Israel membuka kedutaan besar di Abu Dhabi dan Dubai pada Juni lalu. Sedangkan UEA baru saja meresmikan kedutaan besar mereka di Tel Aviv.

Proses normalisasi hubungan kedua negara dan sejumlah negara anggota Liga Arab, yakni Bahrain, Sudan dan Maroko tidak terjadi secara tiba-tiba.

Semua melalui proses yang panjang dan berliku. Bahkan perundingan itu dilakukan secara diam-diam.

UEA dan Bahrain mulai terbuka menyatakan sikap menerima tawaran normalisasi dengan sejumlah syarat. Salah satunya adalah mereka dibolehkan membeli persenjataan canggih dari AS.

Di masa lalu kesepakatan itu mustahil tercapai. Persoalan utamanya adalah sikap negara-negara Liga Arab yang masih mendukung kemerdekaan Palestina dan mengecam penindasan Israel. Meski begitu, beredar rumor di balik itu negara-negara Arab berkolaborasi dengan Israel secara sembunyi-sembunyi dalam berbagai urusan, mulai dari pertahanan sampai pertanian.

Israel kini memetik buah hasil diplomasi dan upaya di belakang layar untuk membuka jalan berkawan dengan negara-negara Arab. Peluang perdagangan mereka dengan negara kawasan Arab menjadi lebih terbuka dan leluasa.

Pesawat-pesawat maskapai Israel kini tidak harus berputar jauh yang berakibat menambah beban konsumsi bahan bakar guna melintasi wilayah Arab.

Kesepakatan Abraham Accords antara Bahrain UEA dan Israel yang diprakarsai oleh pemerintahan Amerika Serikat di masa Presiden Donald Trump tahun lalu diharapkan bisa menarik minat negara-negara Arab lain untuk berdamai dengan Israel.

Setelah pemerintahan bergulir ke tangan Joe Biden, AS juga melihat sejumlah negara masih berpotensi menormalisasi hubungan dengan Israel.

Biden juga dilaporkan mulai menyusun manuver untuk mendekati negara-negara Arab tersebut agar benar-benar menormalisasi hubungan mereka dengan Israel.

Meski begitu kelompok yang menentang normalisasi itu juga tetap ada. Terutama rakyat Palestina dan Iran.

Rakyat Palestina melihat normalisasi hubungan itu sebagai sebuah pengkhianatan bangsa Arab. Hal itu semakin menguatkan praduga bangsa Arab memang sebenarnya tidak terlalu peduli dengan urusan Palestina.

Hal yang sama juga dikemukakan Iran. Iran yang merupakan seteru Israel mengecam negara-negara yang melakukan normalisasi, yang menurut mereka sama saja berkawan dengan penjajah dan sama sekali tidak menguntungkan secara ekonomi.

(ayp/ayp)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK