Didera Perang, Penduduk Yaman Ikhlas Kurban dengan Ayam

CNN Indonesia
Selasa, 20 Jul 2021 15:14 WIB
Lima juta penduduk Yaman berada di ambang kelaparan. Harga pangan meroket 200 persen sejak perang. Beberapa ikhlas berkurban dengan ayam.
Pemandangan Kota Tua Sanaa di Yaman. (Istockphoto/Zanskar)

Riyal Yaman mencapai level terendah setelah lebih dari tujuh tahun konflik terhadap dolar pada bulan ini. Di beberapa daerah US$1 bisa senilai dengan 1.000 riyal Yaman.

Taez, kawasan yang dikepung pemberontak Huthi, menjadi daerah yang paling terdampak sejak konflik terjadi pada 2014. Kesulitan yang dirasakan Fadel juga dialami Mohammed al-Sharaabi.

"Harganya benar-benar gila. Kami tidak dapat membeli kambing karena harganya mahal. Tahun ini sulit membeli hewan kurban karena krisis dan kekuatan dolar serta riyal Saudi," tutur Mohammed.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami dalam keadaan menyedihkan," ucapnya.

Sekitar 5 juta jiwa di Yaman berada di ambang kelaparan. Sementara itu, sekitar 50 ribu orang di Yaman hidup dalam kondisi kelaparan.

Berdasarkan Program Pangan Dunia PBB (FAO), pertama kalinya tingkat kelaparan kritis seperti itu tercapai dalam dua tahun.

Harga pangan telah melonjak 200 persen dibandingkan dengan tingkat sebelum perang. Sekitar 80 persen warga Yaman sekarang bergantung pada bantuan pangan internasional.

Perang di Yaman dimulai pada 2014 saat Ibu Kota Sanaa jatuh ke tangan pemberontak Huthi yang menentang pasukan dukungan Arab Saudi yang setia kepada pemerintah.

Pemberontak, yang didukung oleh musuh bebuyutan Riyadh yakni Iran, kini menguasai sebagian besar utara Yaman, termasuk Sanaa.

Berdasarkan organisasi kemanusiaan, konflik itu telah merenggut puluhan ribu nyawa dan jutaan orang mengungsi.

Ekonom Yaman, Salem al-Maqtari memperingatkan konsekuensi yang lebih mengerikan jika mata uang Yaman terus terjun bebas.

"Penduduk bakal terus kesusahan," katanya.

(chr/afp/ard)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER