Penarikan pasukan AS memicu kekhawatiran penduduk Afghanistan. Mereka cemas, apakah pemerintah dan pasukan nasionalnya mampu mempertahankan diri dan mengimbangi kekuatan Taliban, sekaligus menjamin tak akan ada lagi perang saudara.
Dua pekan lalu, Taliban mengklaim menguasai 85 persen wilayah termasuk di jalur perbatasan antar negara di Afghanistan melalui pertempuran sengit. Pemerintah resmi hanya mampu mengendalikan wilayah ibu kota Kabul dan sekitarnya.
Kemenangan Taliban baru-baru ini membuat pemerintah Afghanistan dalam posisi yang semakin sulit. Ratusan tentara menyerah ditambah kehilangan sejumlah besar senjata dan peralatan militer, seperti dikutip The New York Times.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski pasukan AS yang tersisa di Afghanistan telah memberikan beberapa bantuan, melalui pesawat, tetapi dirasa tak cukup melawan serangan Taliban.
Pasukan pemerintah kewalahan menghadapi serangan yang bertubi-tubi itu. Warga yang tinggal di wilayah kekuasaan Taliban juga memilih angkat kaki.
Taliban bersedia melakukan gencatan senjata asal 7.000 lebih tawanan dibebaskan dari pemerintah Afghanistan. Kelompok itu juga ingin nama para pemimpinnya dihapus dari daftar sanksi.
Di sisi lain, pemerintah Afghanistan, ragu menerima ide itu sebagai jalan keluar setelah melihat sebanyak 5.000 pasukan Taliban yang dibebaskan kembali ke medan perang.