Loas
Senin (19/7) lalu pemerintah Laos memutuskan untuk memperpanjang penguncian wilayah hingga 3 Agustus mendatang, demi menekan jumlah kasus Covid-19.
Sebelumnya Laos menetapkan lockdown pada 5 hingga 19 Juli, dan diperpanjang sebagaimana instruksi pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Di bawah aturan itu, bar, tempat hiburan, bioskop, tempat biliar ditutup.
Selain itu, olahraga seperti sepak bola dan seni bela diri juga dilarang di seluruh negeri.
Malaysia
Mengantisipasi laju penyebaran virus corona, Menteri Pertahanan Malaysia Ismail Yaakob memberlakukan pengetatan kontrol pergerakan (EMCO) dari 9 hingga 22 Juli di beberapa wilayah. Seperti, Negeri Sembilan, Johar, Pahang, Kelantan dan Sabah.
Di Pahang dan Sabah, EMCO kembali diperketat mulai besok, Jumat (23/7) hingga 5 Agustus mendatang.
Pengetatan itu dilakukan untuk mendeteksi lebih awal kasus Covid-19 dan memaksimalkan penelusuran kontak.
Indonesia Rencana Longgarkan PPKM Darurat
Indonesia sendiri berencana melonggarkan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat atau yang sekarang berganti nama menjadi PPKM Level 4.
Presiden RI Jokowi mengatakan pemerintah berencana membuka secara bertahap aturan PPKM Darurat pada 26 Juli, jika kasus Covid-19 di Indonesia mulai turun.
"PPKM Darurat baru akan dilonggarkan bertahap apabila tren kasus Covid-19 menurun," tulis Jokowi lewat akun Twitter @jokowi, Rabu (21/7).
Ia juga meminta agar publik bekerja sama dan bahu-membahu melaksanakan PPKM.
"Agar kasus segera turun dan tekanan kepada rumah sakit juga berkurang," katanya.
Jumlah kasus di RI sempat landai karena jumlah testing yang juga menurun selama beberapa hari ini.
Sementara itu, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan relaksasi aturan harus dilakukan. Sebab, kebijakan PPKM tak bisa terus diterapkan
Menurutnya PPKM Darurat membutuhkan sumber daya yang besar. Selain itu, kebijakan pembatasan mobilitas juga dapat berdampak pada ekonomi.
"Upaya-upaya ini tidak akan cukup dan pengetatan, tidak akan dilakukan secara terus menerus karena membutuhkan sumber daya yang sangat besar dengan risiko korban jiwa yang terlalu tinggi serta berdampak secara ekonomi," ucap Wiku di YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (20/7).
(isa/dea)