Sejumlah kabar meramaikan berita internasional pada Rabu (28/7), mulai dari warga Australia berebut pulang dari Indonesia hingga Arab Saudi mengancam bakal mencekal tiga tahun penduduknya yang kedapatan bepergian ke RI.
Sejumlah warga Australia yang berada di Indonesia berupaya untuk kembali ke negaranya dengan menggunakan jalur darat dan laut di tengah krisis Covid-19 di Nusantara.
Dilansir The Australian, Rabu (28/7), seorang warga Australia, Brendan Nuir, mengaku diminta membantu memulangkan sesama warga Negeri Kanguru dari Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut dia, para rekan senegaranya itu tidak segan merogoh kocek biaya perjalanan hingga AU$3500 (sekitar Rp37 juta) untuk satu orang menggunakan kapal phinisi miliknya kembali ke Australia.
Pilihan menumpang kapal milik Brendan atau menyewa pesawat pribadi menjadi jalan terakhir bagi sebagian besar warga Australia. Sejumlah maskapai dunia juga menolak terbang ke Indonesia akibat lonjakan kasus Covid-19.
Celah ini dimanfaatkan segelintir kalangan. Pengelola pesawat sewaan terus menaikkan harga tiket bagi para ekspatriat yang ingin segera pulang dari Indonesia.
Peningkatan kasus Covid-19 di Indonesia juga menjadi perhatian Arab Saudi hingga akhirnya mereka memasukkan Indonesia ke dalam daftar merah.
Mereka pun mengancam bakal mencekal warganya selama tiga tahun jika kedapatan bepergian ke negara-negara yang masuk daftar merah.
"Siapapun yang terbukti terlibat (melakukan perjalanan) akan dikenai pertanggungjawaban dan dihukum berat sekembalinya mereka, dan akan dilarang berpergian selama tiga tahun," kata salah seorang pejabat di Kementerian Dalam Negeri Saudi.
Sebagaimana dilansir Reuters, pejabat Kemendagri Saudi itu menyatakan bahwa pihaknya mengambil keputusan ini setelah mendapati sejumlah warga yang mendapatkan keistimewaan untuk bepergian di tengah pandemi ternyata melanggar aturan tersebut.
"Kementerian Dalam Negeri menekankan bahwa warga negara masih dilarang bepergian secara langsung atau melalui negara lain ke negara ini atau negara lain yang belum mengendalikan pandemi atau di mana varian baru telah menyebar," ucap pejabat itu.
Tak hanya situasi Indonesia, lonjakan kasus Covid-19 di Jepang juga menjadi perhatian, apalagi Tokyo sedang menjadi tuan rumah Olimpiade.
Pada Selasa (27/7) saja, Tokyo mencatat rekor harian Covid-19 hingga mencapai 2.848. Di tengah peningkatan ini, rumah sakit mulai mengeluh kewalahan.
Salah satu dokter di Rumah Sakit Tokyo Hikifune, Kunihisa Miura, mengaku tempat tidur di rumah sakit kini penuh.
Mereka mengatakan Olimpiade Tokyo semakin menambah beban, sementara rumah sakit nyaris kolaps.
"Ini tidak ada habisnya. Kami melakukan semua yang kami bisa, tapi ini mencapai kapasitas penuh," ujar Kunihisa.
Olimpiade sendiri sudah digelar dengan protokol kesehatan yang ketat, tapi masih ada 155 kasus Covid-19 di antara para atlet dan ofisial Olimpiade.
Seorang profesor di Universitas Kyoto, Yuki Furuse, bahkan memperkirakan kasus harian di Tokyo bisa melonjak menjadi 2.000 pada Agustus mendatang, yang berpotensi membuat rumah sakit penuh.
Di tengah lonjakan kasus ini, tingkat vaksinasi di Jepang juga masih rendah. Berdasarkan data akumulasi Reuters, baru sekitar 36 persen populasi Jepang yang mendapatkan satu dosis vaksin Covid-19.
(has)