Seorang petugas keamanan di kantor perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Distrik Guzara, Provinsi Herat meninggal, ketika bangunan itu menjadi sasaran serangan di tengah pertempuran antara kelompok milisi Taliban dan pasukan Afghanistan.
Dilansir Associated Press, sampai saat ini belum diketahui siapa yang bertanggung jawab atas tembakan ke kantor perwakilan PBB itu.
Utusan Khusus PBB untuk Afghanistan, Deborah Lyons, menyebut serangan itu adalah tindakan tercela. Sampai saat ini dia meminta penjelasan dari kedua belah pihak mengenai tembakan ke arah kantor PBB itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pelaku serangan ini harus diketahui dan mempertanggungjawabkan perbuatannya. PBB terus mencari gambaran utuh mengenai serangan itu dan meminta penjelasan dari pihak-pihak yang bertikai," kata Deborah.
Juru Bicara Taliban, Qari Yousuf Ahmadi, menyatakan kantor PBB berada di tengah-tengah baku tembak antara mereka dan pasukan Afghanistan, tetapi dia memastikan kantor itu dalam kondisi aman dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Penasihat Keamanan Nasional Amerika Serikat, Jake Sullivan, dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Jalina Porter, menyatakan mengecam serangan mematikan ke kantor PBB.
"Serangan terhadap warga sipil sekaligus anggota PBB dan fasilitasnya dilarang menurut hukum internasional. Kami kembali mendesak supaya aksi kekerasan di Afghanistan dihentikan, dan negara-negara di kawasan itu mengajak pihak-pihak yang bertikai untuk segera berunding," demikian isi pernyataan bersama itu.
Dalam satu tahun terakhir milisi Taliban perlahan menguasai hampir separuh wilayah Afghanistan. Namun, sejak pasukan koalisi AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) dipulangkan bertahap, Taliban semakin gencar merebut wilayah dan menyerang aparat keamanan Afghanistan.
Taliban bahkan saat ini menguasai sejumlah kawasan perbatasan Afghanistan. Di Provinsi Herat, Taliban berhasil menduduki pos perbatasan Islam Qala yang menjadi titik perlintasan dari dan menuju Iran.
(ayp/ayp)