Para menteri luar negeri negara Perhimpunan Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) sepakat menunjuk Menteri Kedua Urusan Luar Negeri Brunei Darussalam, Erywan Yusof, sebagai utusan khusus untuk permasalahan Myanmar.
Hal itu diutarakan empat sumber diplomatik negara Asia Tenggara kepada Reuters pada Rabu (4/8), sehari setelah menlu negara ASEAN melakukan pertemuan virtual pada Senin pekan ini.
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, mengatakan situasi di Myanmar dan pembahasan penunjukan utusan khusus ASEAN untuk negara itu menjadi salah satu pembahasan alot dalam rapat ASEAN Ministerial Meeting (AMM) ke-54 tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penunjukan utusan khusus ini memang telah menjadi perdebatan negara ASEAN sejak pertemuan tingkat tinggi darurat pertama berlangsung di Jakarta pada April lalu. Dalam pertemuan khusus membahas krisis pasca-kudeta Myanmar itu, sepuluh negara ASEAN sepakat menyetujui lima poin konsensus.
Lima poin konsensus itu terdiri dari pertama, kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.
Kedua, segera mulai dialog konstruktif antara semua pihak terkait di Myanmar untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat. Ketiga, penunjukan utusan khusus ASEAN yang akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.
Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Terakhir, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.
Sampai saat ini, perkembangan penerapan kelima konsensus ASEAN itu dipertanyakan komunitas internasional.
Dalam jumpa pers virtual pada Senin lalu, Retno menganggap junta militer Myanmar tak junjung menerapkan lima konsensus tersebut. Padahal, pemimpin junta Myanmar, Jenderal Min Aung Hlaing ikut dalam rapat di Jakarta tersebut.
"Seratus hari sudah berlalu sejak ALM (ASEAN Leaders Meeting) di Jakarta berlangsung, saya terus terang sampaikan bahwa sampai saat ini tidak ada perkembangan signifikan dari implementasi kelima konsensus tersebut," kata Retno dalam jumpa pers virtual dari Washington D.C, Amerika Serikat, Senin lalu.
"Indonesia berharap Myanmar menyetujui usulan ASEAN mengenai penunjukan special envoy. Special Envoy harus segera dapat akses penuh terkait pertemuan dengan berbagai pihak maupun pergerakan selama menjalankan tugas di Myanmar," paparnya menambahkan.
(rds/ayp)