Regulator obat China telah menyetujui uji coba pertama untuk mencampur vaksin Covid-19 buatan Sinovac dengan vaksin buatan Amerika Serikat (AS) Inovio.
Menurut mitra vaksin Inovio di China, Advaccine Biopharmaceuticals Suzhou, uji coba akan menguji kemanjuran penggabungan vaksin inaktif yang dibuat oleh Sinovac China dengan yang berbasis DNA yang dikembangkan oleh perusahaan farmasi AS, Inovio.
Ini merupakan uji coba vaksin campur pertama di negeri tirai bambu itu. Menurut perusahaan yang terlibat dalam studi, percampuran vaksin ini dilakukan akibat penyebaran virus corona varian Delta yang sangat cepat. Sehingga, mereka sangsi dengan kemanjuran vaksin yang diproduksi di dalam negeri itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketua Advaksin Wang Bin mengatakan berdasarkan uji praklinis, pencampuran vaksin yang berbeda menghasilkan imun yang lebih kuat.
"Dua aplikasi vaksin yang berbeda...menghasilkan respons imun yang lebih kuat dan lebih seimbang," ungkapnya seperti dikutip dari AFP pada Rabu (11/8).
Vaksin Covid terdiri dari beberapa jenis, termasuk yang menggunakan virus yang dilemahkan untuk menghasilkan respons kekebalan.
Namun, banyak varian vaksin yang telah menggunakan teknologi lebih baru berbasis RNA atau DNA. Vaksin jenis ini menggunakan versi rekayasa dari kode genetik virus corona untuk membuat protein yang dengan aman memicu respons imun.
Lima dari tujuh vaksin yang disetujui di China adalah suntikan vaksin inaktif. Namun, kemanjuran jenis vaksin ini tertinggal dari suntikan RNA milik Pfizer-BioNTech dan Moderna. Keduanya memiliki tingkat efikasi di atas 90 persen sebelum kemunculan varian Delta.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa belum cukup data untuk menyatakan keamanan penggunaan dua jenis vaksin yang berbeda secara bersamaan atau memang dapat meningkatkan kekebalan.
Inovio belum mempublikasikan data kemanjuran apa pun dari uji klinis globalnya. Ini adalah vaksin berbasis DNA pertama yang diuji coba di China.
China sendiri sedang berjuang melawan wabah virus corona terburuk dalam beberapa bulan. Para pejabat mengatakan banyak di antara mereka masih terinfeksi walau telah melakukan vaksinasi.
Hal tersebut juga menjadi seruan untuk dua produsen vaksin terbesar China yaitu Sinopharm yang dikelola negara dan Sinovac milik swasta untuk memberikan data yang membuktikan vaksin mereka ampuh melawan varian Delta.
Hingga saat ini, Beijing belum menyetujui vaksin asing untuk penggunaan dalam negeri.
(mrh/eks)