ITAGI Pastikan Belum Ada Efek Samping Campur Sinovac-Moderna

CNN Indonesia
Kamis, 15 Jul 2021 14:45 WIB
ITAGI memastikan belum ada efek samping berbahaya yang ditemukan pada vaksinasi campuran Sinovac dan Moderna berkaca dari negara lain.
ITAGI memastikan belum ada efek samping berbahaya yang ditemukan pada vaksinasi campuran Sinovac dan Moderna berkaca dari negara lain. (Foto: CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia --

Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) memastikan belum ada efek samping atau kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) berbahaya yang ditemukan pada vaksinasi yang mencampur merek vaksin Sinovac dan Moderna.

"Lihat pengalaman negara lain, tidak ada efek samping yang berbahaya," kata Ketua ITAGI Sri Rejeki kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/7).

Berkaca pada negara lain, kata dia, umumnya vaksinasi dilakukan dengan interval tiga sampai enam bulan atau enam sampai 12 bulan setelah dua dosis pertama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mayoritas booster menggunakan platform berbeda, khususnya mRNA," sambungnya.

Sri mengatakan, pada dasarnya vaksin bertujuan membentuk respons imunitas agar tercipta antibodi untuk melawan virus. Selama vaksin yang diberikan bertujuan sama, semua jenis vaksin dapat diberikan kepada penerima.

Mencampur merek vaksin, kata Sri, juga dilakukan oleh Uni Emirat Arab yang mencampur dua dosis pertama Sinopharm dengan dosis ketiga Pfizer.

Ia mengatakan tidak ada efek samping berbahaya dari campuran vaksin tersebut. Selain tidak berbahaya, booster vaksin diklaim menurunkan dua kali lipat angka infeksi dan kematian.

Sejumlah negara diketahui juga mencampurkan vaksin beda merek salah satunya yakni Vietnam yang mencampurkan Pfizer dan AstraZeneca. Beberapa negara lain juga turut mencampur vaksin yang berbeda seperti Thailand, Korea Selatan, Kanada, dan Spanyol.

Meski demikian, kepala ilmuwan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebut pencampuran dua vaksin beda merek ini merupakan tren yang berbahaya.

Belum ada data pasti mengenai dampak kesehatan dari pencampuran dua vaksin dengan merek berbeda. 

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan vaksin dosis ketiga untuk tenaga kesehatan akan menggunakan Sinovac dan Moderna. Vaksinasi dimulai pekan ini.

"Saya bisa kirim studinya, ini sudah disetujui BPOM dan ITAGI. Menampur atau combining dua jenis itu (vaksin) membuat lebih tahan kombinasi varian yang ada," kata Budi dalam rapat bersama Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Selasa (13/7).

Sementara epidemiolog UI Hermawan Saputra menyebut mencampur vaksin Sinovac dan Moderna bisa dilakukan jika sudah ada uji klinik dari BPOM. Tahapan ini dinilai penting untuk memastikan keamanan, kualitas, dan kemanjuran kedua vaksin ketika dicampur.

(fey/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER