Deretan Milisi Tak Senang Taliban Menang, ISIS hingga JAD

CNN Indonesia
Kamis, 26 Agu 2021 16:50 WIB
Dari ISIS hingga Jamaah Ansharut Daulah (JAD) tidak suka dengan keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan.
Ilustrasi ISIS (Foto: Laudy Gracivia)

Sejumlah negara termasuk AS memperingatkan bahwa kekacauan di Ibu Kota Kabul dan Afghanistan saat ini setelah Taliban berkuasa dapat meningkatkan ancaman terorisme di negara tersebut.

AS menuturkan ancaman terorisme itu datang dari cabang-cabang kelompok milisi dan terorisme yang ada di Afghanistan, salah satunya kelompok afiliasi ISIS yang dikenal dengan ISIS-K atau Islamic State-Khorasan.

"ISIS-K adalah musuh bebuyutan Taliban, dan mereka memiliki sejarah pertempuran antara satu sama lain," kata Presiden AS Joe Biden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa bulan setelah ISIS mendeklarasikan kekhalifahan di Irak dan Suriah pada 2014, beberapa anggota Taliban Pakistan (Tehrik-i-Taliban/TTP) bergabung dengan milisi di Afghanistan untuk membentuk cabang regional ISIS yang berjanji setia terhadap Abu Bakr al-Baghdadi.

Dikutip AFP, mereka lantas menamakan kelompok mereka sebagai ISIS-K.

ISIS-K lantas diakui secara resmi oleh pimpinan ISIS pusat dan mulai membangun basis di timur laut Afghanistan, khususnya Provinsi Kunar, Nangarhar, dan Nuristan.

ISIS-K berhasil mendirikan sel-sel teror yang selama ini tidur di sejumlah wilayah lainnya di Pakistan dan Afghanistan.

Laporan Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperkirakan ISIS-K memiliki personel mulai dari 500 orang hingga beberapa ribu pasukan.

Meski ISIS, termasuk ISIS-K, dan Taliban sama-sama beraliran Islam suni garis keras, kedua kelompok tersebut jauh dari kata akur.

ISIS dan Taliban memiliki prinsip, misi dan visi, yang jauh berbeda mulai dari hal-hal kecil soal penafsiran agama hingga strategi kelompok. Kedua kelompok itu sama-sama mengklaim sebagai kelompok yang merepresentasikan jihad Islam sebenarnya.

ISIS bahkan pernah menyebut Taliban sebagai kelompok murtad.

Dari perbedaan dan persaingan itu lah keduanya saling bermusuhan dan pernah terlibat pertempuran berdarah sekitar 2019 lalu.

Bagaimana reaksi ISIS ketika Taliban menduduki Afghanistan pada 15 Agustus lalu? Tidak baik.

ISIS bahkan mencela kesepakatan AS dan Taliban pada awal 2020 yang mengarah pada penarikan pasukan asing di Afghanistan. ISIS menuduh Taliban mengabaikan tujuan jihad.

Tak lama usai kejatuhan Kabul, ISIS bahkan menuduh Taliban mengkhianati jihad. ISIS pun bersumpah melanjutkan perjuangannya.

Beberapa pihak khawatir bahwa kekacauan yang masih terjadi di Afghanistan bisa dimanfaatkan ISIS sebagai peluang menyusup masuk ke negara itu.

(rds)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER