Rusia mengatakan telah menerima pesanan alat utama sistem pertahanan (alutsista) dari sejumlah negara di Asia Tengah yang berbatasan dengan Afghanistan.
Permintaan senjata hingga helikopter militer itu datang ketika negara di Asia Selatan, terutama eks Uni Soviet, dan Asia Tengah menyuarakan keprihatinan atas pengambilalihan kekuasaan Afghanistan oleh Taliban.
"Kami sudah memproses sejumlah pesanan dari negara di kawasan termasuk pasokan helikopter Rusia, senjata api, dan sistem pengamanan perbatasan modern," kata manufaktur sekaligus eksporter senjata pelat merah Rusia, Rosoboronexport, kepada kantor berita RIA Novosti via AFP.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uzbekistan dan Tajikistan awal Agustus lalu menggelar latihan militer bersama dengan Rusia didekat perbatasan negara mereka dengan Afghanistan.
Latihan militer yang melibatkan aliansi keamanan Rusia, Organisasi Perjanjian Keamanan Kolektif (CSTO), juga akan digelar di Kirgistan antara 7-9 September mendatang.
Dikutip AFP, menurut pernyataan aliansi Rusia tersebut, latihan itu akan fokus pada "penghancuran kelompok bersenjata ilegal yang telah menginvasi wilayah negara anggota CSTO".
Sementara itu, Rusia sendiri tetap optimis meski sangat berhati-hati menyikapi kebangkitan Taliban di pucuk pemerintahan Afghanistan.
Rusia telah memperingatkan negara-negara tetangga Afghanistan untuk berhati-hati terkait risiko penyusupan para milisi yang menyamar sebagai pengungsi.
Banyak milisi-milisi di berbagai negara mengaku terinspirasi dengan keberhasilan Taliban menguasai Afghanistan.
Amerika Serikat dan beberapa negara sekutunya seperti Inggris dan Australia bahkan memperingatkan terkait ancaman terorisme di Afghanistan dan sekitarnya di tengah euforia kemenangan Taliban.
Sementara itu, Taliban telah meyakinkan bahwa mereka tidak akan menimbulkan ancaman bagi negara-negara di Asia Tengah. Meski begitu, negara-negara tetangga Afghanistan telah menjadi sasaran serangan yang selama ini dikaitkan dengan milisi sekutu Taliban.