Pengawal Osama di Afghanistan hingga Qatar di Bandara Kabul
Sederet berita meramaikan kabar internasional pada Kamis (2/9), mulai dari orang dekat Osama bin Laden dilaporkan kembali ke Afghanistan hingga tim teknisi Qatar tiba di bandara Kabul.
1. Orang Dekat Osama bin Laden Disebut Kembali ke Afghanistan
Amin ul-Haq, orang dekat pendiri Al-Qaeda, Osama bin Laden, dilaporkan kembali ke Afghanistan setelah dua dekade dalam pelarian. Ia pulang sekitar dua pekan setelah Taliban mengambil alih kekuasaan di Afghanistan.
Kabar ini mencuat setelah sejumlah video kedatangan Amin ul-Haq tersebar di media sosial. Dalam video itu, terlihat Amin ul-Haq dibawa menggunakan mobil putih.
Kendaraan Amin ul-Haq itu diapit iring-iringan mobil. Sejumlah mobil yang mengiringi kendaraan Amin terlihat mengibarkan bendera putih yang diduga milik Taliban.
Kepulangan Amin ul-Haq ini menimbulkan tanda tanya akan komitmen Taliban yang berjanji tak akan membiarkan Afghanistan menjadi rumah bagi teroris setelah mereka berkuasa.
2. Tim Teknisi Qatar Tiba di Kabul untuk Operasional Bandara
Tim teknis Qatar dilaporkan tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, untuk membahas pengoperasian kembali bandara.
"Sebuah jet Qatar yang membawa tim teknis telah mendarat di Kabul hari ini untuk membahas dimulainya kembali operasionalisasi bandara," kata sumber kepada AFP.
Sumber itu menjelaskan bahwa pengaktifan kembali bandara demi memperlancar bantuan kemanusiaan. Selain itu, bandara Kabul juga diperlukan untuk mengevakuasi warga.
3. Jepang Temukan Partikel Stainless Steel di Vaksin Moderna
Selain isu Afghanistan, masalah kontaminasi vaksin Covid-19 produksi Moderna yang diterima Jepang juga masih menjadi sorotan.
Terbaru, Kementerian Kesehatan Jepang melaporkan bahwa mereka menangguhkan vaksin Moderna karena menemukan partikel stainless steel di dalamnya.
Temuan ini merupakan hasil penyelidikan oleh distributor lokal Takeda Pharmaceutical Co. Pihak Kemenkes Jepang berharap temuan itu tidak menimbulkan risiko kesehatan tambahan.
"Stainless steel secara rutin digunakan pada katup jantung, penggantian sendi, serta jahitan, dan staples logam. Dengan demikian, tidak diharapkan injeksi partikel yang diidentifikasi dalam suntikan ini akan mengakibatkan peningkatan risiko medis di Jepang," demikian pernyataan bersama Kemenkes Jepang dan Takeda.
(has)