Attash merupakan letnan senior di Al-Qaeda. Ia membantu Mohammed merencanakan serangan 11 September serta plot lainnya.
Pria 43 tahun itu, melakukan perjalanan ke Afghanistan dan Tajikistan untuk berperang melawan pendudukan Uni Soviet pada awal 1990-an.
Ia kehilangan bagian kaki kanannya saat bertempur di Afghanistan pada tahun 1996. Tiga tahun kemudian, ia memimpin latihan tempur jarak dekat di kamp pelatihan Al-Qaeda.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menjelang 9/11, ia menjajal maskapai AS di seluruh Asia Tenggara untuk menguji keamanan maskapai, dan potensi membajak pesawat.
Attash juga diduga memberi bahan peledak yang digunakan dalam bom bunuh diri pada Oktober 2000 di kapal perusak rudal AS, USS Cole, dan menewaskan 17 pelaut negara itu. Ia juga memiliki adik laki-laki yang berada di Guantanamo, namun belum didakwa atau terlibat dalam plot 9/11.
Baluchi merupakan keponakan Khalid Sheikh Mohammed. Dia diduga mempersiapkan para pembajak pesawat, mengajari cara menjalani hidup budaya Barat, dan membantu rencana penerbangan dan transfer sejumlah uang untuk operasi tersebut.
Laki-laki asal Pakistan ini ditangkap di Rawalpindi, Pakistan, pada April 2003. Ia menjalani interogasi yang disertai penyiksaan oleh CIA. Baluchi tetap dalam tahanan badan intelijen itu selama 40 bulan sebelum akhirnya dikirim ke Guantanamo.
Pengacara Baluchi berulang kali mengatakan kliennya dilempar ke dinding. Hal itu berimbas pada kerusakan otak yang signifikan secara medis.
Hawsawi bekerja sama dengan Baluchi. Ia diduga membantu para pembajak 9/11 dengan mengatur perjalanan dan menangani pengiriman uang untuk mereka.
Pria asal Arab Saudi itu, ditangkap di Rawalpindi, Pakistan pada Maret 2003. Tak berbeda dengan terdakwa lain, Hawasawi menjalani interogasi keras dari CIA ditahan di tempat-tempat gelap hingga dikirim ke Guantanamo pada September 2006.
Pengacaranya mengatakan Hawsawi menderita kerusakan dubur akibat metode yang kasar saat diculik.
(isa/bac)