Duta Besar Afghanistan era Presiden Ashraf Ghani, Ghulam Isaczai, batal berpidato di sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York pada Senin (27/9) waktu setempat.
"Negara itu menarik keikutsertaannya dalam debat umum," ujar juru bicara untuk presiden Majelis Umum PBB, Monica Grayley, kepada AFP.
Grayley mengatakan bahwa Isaczai seharusnya dapat menentang kepemimpinan Taliban jika berpidato di sidang tersebut pada Senin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun akhirnya, nama Isaczai dicoret dari daftar orang yang bakal memberikan pidato di sidang Majelis Umum PBB.
Meski demikian Grayley tak menjabarkan lebih lanjut keputusan Majelis Umum PBB terkait permintaan Taliban untuk menjadi wakil pemerintah Afghanistan dalam sidang tersebut.
Pekan lalu, pejabat Taliban, Amir Khan Muttaqi, menyampaikan permintaan itu melalui surat kepada Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres.
Dalam surat itu, nama Muttaqi disebut sebagai Menteri Luar Negeri Afghanistan. Ia "meminta berpartisipasi" dalam debat tingkat tinggi. Surat tersebut bertanggal 20 September, sehari sebelum sesi debat umum dimulai.
Melalui suratnya, Muttaqi sendiri mengindikasikan bahwa Ghulam Isaczai dari pemerintahan era Ashraf Ghani, tak lagi mewakili Afghanistan di PBB.
Ia kemudian menjelaskan bahwa Taliban sudah menunjuk salah satu juru bicara mereka, Suhail Shaheen, sebagai perwakilan tetap Afghanistan untuk PBB.
Muttaqi menegaskan, mantan presiden Ashraf Ghani sudah lengser pada 15 Agustus, saat ia melarikan diri dari Afghanistan usai Taliban mengambil alih Istana Kepresidenan.
"Negara-negara dunia tak lagi menganggapnya sebagai presiden," tulisnya.
Namun, juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan bahwa Guterres juga menerima surat terpisah dari Isaczai pada 15 September lalu. Surat itu berisi daftar delegasi yang bakal mengikuti sesi debat di sidang Majelis Umum PBB.
Surat itu menyebut Isaczai sebagai perwakilan tetap Afghanistan untuk PBB.
Sebagaimana dilansir AFP, PBB sendiri masih mengakui Isaczai sebagai kepala misi Afghanistan untuk perserikatan tersebut.
"Hanya misi itu yang dapat memutuskan untuk mengundurkan diri," ucap seorang sumber PBB.
(has)