Dibujuk China 'Rujuk', Presiden Taiwan Janji Bela Demokrasi

CNN Indonesia
Minggu, 10 Okt 2021 10:42 WIB
Presiden Taiwan mengakui wilayahnya sedang tegang dengan China, namun ia berjanji tetap membela kedaulatan dan demokrasi wilayahnya.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen. (Sam Yeh / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berjanji untuk membela kedaulatan dan demokrasi wilayahnya, seperti yang diungkapkan dalam pidatonya di Hari Nasional Taiwan pada Minggu (10/10).

Ia mengakui bahwa pulau itu akan menghadapi tantangan yang lebih kompleks dan berat dari sebelumnya, mengingat ketegangan dengan China sedang meningkat.

"Namun, ketika menyangkut kedaulatan Taiwan, tidak ada kata mundur," kata dia seperti yang dikutip Reuters.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pidato di rapat umum Hari Nasional Taiwan, Tsai mengatakan berharap bisa meredakan ketegangan di Selat Taiwan.

Tsai juga menegaskan, tekad penuh Taiwan untuk mempertahankan diri dan menjaga perdamaian dan stabilitas regional, dan juga menekankan Taiwan tidak akan "bertindak gegabah".

"Tapi seharusnya tidak ada kondisi bahwa rakyat Taiwan akan tunduk pada tekanan," katanya dalam pidato di luar kantor kepresidenan.

"Kita akan terus memperkuat pertahanan nasional dan menunjukkan tekad untuk membela diri, demi memastikan bahwa tidak ada yang bisa memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang ditetapkan China untuk kita," tambah Tsai.

Tsai juga menyebut, jalan yang telah ditetapkan China tidak menawarkan cara hidup yang bebas dan demokratis bagi Taiwan, atau kedaulatan bagi 23 juta warganya.

Sebelumnya, Presiden China Xi Jinping berjanji akan mengejar reunifikasi atau penyatuan kembali dengan Taiwan. Namun, proses "rujuk" ini akan dilakukan dengan cara damai.

Diberitakan pada Sabtu (9/10), Xi menyebut hambatan terbesar untuk reunifikasi China adalah kekuatan kemerdekaan Taiwan.

"Mereka melupakan warisan mereka, mengkhianati tanah air mereka," kata Xi.

Namun, Taiwan mendapat tekanan militer dan politik yang meningkat dari Beijing, termasuk serangan massal selama empat hari berturut-turut oleh angkatan udara China ke zona identifikasi pertahanan udara Taiwan.

Menanggapi itu, Taiwan mengatakan hanya rakyat Taiwan yang memiliki hak untuk menentukan masa depan mereka sendiri, dan mengecam taktik pemaksaan China.

Tsai juga mengatakan Taiwan adalah negara merdeka dengan nama resmi Republik China.

(yul/ard)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER