Akibat krisis Myanmar, Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) menawarkan bantuannya. Namun, bantuan yang ditawarkan ASEAN tak direspon dengan baik oleh pihak junta militer.
Respon ini menuai kekecewaan beberapa negara ASEAN, seperti Indonesia dan Malaysia.
"Tidak ada perkembangan signifikan di Myanmar. Militer tidak memberikan tanggapan positif dari apa yang telah diupayakan oleh special in void," ujar Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi dalam Press Briefing, Senin (4/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Indonesia, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah menyebutkan kekecewaannya.
"Pada Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN hari ini, saya menyatakan bahwa kami kecewa otoritas Myanmar tidak bekerja sama dengan Utusan Khusus Ketua ASEAN untuk Myanmar, dan kecuali ada kemajuan, akan sulit untuk meminta Ketua SAC (Dewan Pemerintahan Sementara Myanmar) di KTT ASEAN (26-28 Oktober 21)," demikian cuitan Abdullah di akun Twitter-nya pada Senin (4/10).
Selain mengancam tak akan mengundang pimpinan junta Myanmar ke KTT ASEAN, Malaysia juga berencana pertemuan dengan pemerintah bayangan Myanmar.
Ancaman ini dilontarkan akibat dari penolakan rezim junta Myanmar akan kunjungan Utusan Khusus ASEAN untuk Myanmar Erywan Yusof, yang berusaha menemui semua pemangku kepentingan dalam krisis negara itu, salah satunya Aung San Suu Kyi.
Yusof hanya ditawari untuk bertemu dengan mantan Wakil Presiden Henry Van Thio dan mantan Ketua Majelis Rendah T Khun Myat, kata sumber Irrawaddy di Myanmar.
(pwn/bac)