Otoniel, Raja Narkoba Kolombia Paling Diburu AS

CNN Indonesia
Senin, 25 Okt 2021 10:20 WIB
AS membuka sayembara hadiah Rp70 M bagi pihak yang berhasil menangkap Otoniel.
Presiden Kolombia Ivan Duke menganggap penangkapan Otoniel sama besarnya seperti penangkapan Pablo Escobar beberapa dekade lalu.(Foto: via REUTERS/COLOMBIAN DEFENSE MINISTRY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Polisi Kolombia berhasil menangkap pemimpin sindikat narkoba Dairo Antonio Usuga alias Otoniel yang paling diburu selama ini.

Pria 50 tahun itu tertangkap di salah satu markasnya di pedalaman Necocli, Kolombia, pada pekan lalu.

Penangkapan Otoniel bahkan melibatkan tentara. Pihak berwenang menuturkan AS dan Inggris turut memberikan bantuan intelijen terhadap ratusan tentara dan pasukan khusus Kolombia demi menangkap Otoniel di tempat persembunyiannya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pihak berwenang Kolombia merilis foto yang memperlihatkan Otoniel dengan tangan diborgol dan dikelilingi tentara.

Otoniel kabur dari proses hukum pemerintah Kolombia selama bertahun-tahun, dikutip dari Associated Press.

Otoniel merupakan seorang pemimpin kelompok pengedar narkoba tersohor, Klan Teluk, yang sangat ditakuti di Kolombia.

Tak hanya di Kolombia, Otoniel juga telah lama menjadi daftar buron paling dicari Lembaga Penanggulangan Narkoba Amerika Serikat.

Klan Teluk terkenal sebagai gembong narkoba kelas kakap yang kerap mengekspor obat-obatan terlarang di kawasan Amerika Selatan, Amerika Tengah hingga AS. Kelompok tersebut menyelundupkan kokain melalui hutan lebat di utara Kolombia menuju kawasan Amerika Tengah dan AS.

Otoniel dan para anggotanya tak segan membunuh warga bahkan pihak berwenang demi melancarkan operasinya hingga menjadi teror sebagian besar masyarakat di utara Kolombia selama ini.

Pengadilan federal Manhattan, AS, bahkan mendakwa Otoneil pada 2009 atas kejahatan narkoba. Ia juga didakwa mendukung kelompok paramiliter sayap kanan yang ditetapkan AS sebagai organisasi teroris.

Pengadilan Brooklyn dan Miami turut mendakwa Otoniel atas dugaan menyelundupkan setidaknya 73 metrik ton kokain ke AS antara 2003-2014 melalui negara-negara seperti Venezuela, Guatemala, Meksiko, Panama, hingga Honduras.

AS bahkan membuka sayembara dengan hadiah US$5 juta (Rp70 miliar) bagi siapa saja yang dapat menangkap Otoniel.

Presiden Kolombia Ivan Duke menganggap penangkapan Otoniel sebagai prestasi besar pihak berwenang dan sebanding dengan penangkapan Pablo Escobar beberapa dekade lalu.

Selain menjual narkoba, Otoniel dan saudara laki-lakinya yang terbunuh dalam bentrokan 2021 lalu juga membentuk kelompok bersenjata yang kini dikenal sebagai Popular Liberation Army.

Otoniel dan kelompok bersenjatanya menolak melucuti senjata seperti kebanyakan kelompok milisi lainnya dalam perjanjian damai dengan pemerintah pada 2006 lalu.

Otoniel dan saudaranya malah memperluas operasi kriminal kelompok mereka hingga ke wilayah Teluk Uraba yang strategis. Teluk Uraba juga menjadi koridor penyelundupan narkoba utama di Kolombia.



(rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER