Sederet kabar meramaikan berita internasional akhir pekan, mulai dari Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengusir sepuluh duta besar negara asing hingga Amerika Serikat dan China saling gertak soal Taiwan.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, memerintahkan menteri luar negerinya untuk mengusir 10 duta besar negara asing dari negara tersebut pada Sabtu (23/10).
Seperti dilansir AFP, Erdogan memerintahkan pengusiran 10 duta besar, termasuk dari Jerman dan Amerika Serikat, ini karena para perwakilan negara asing itu menyerukan dukungan terhadap tokoh aktivis, Osman Kavala.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kavala merupakan filantropis sekaligus aktivis kelahiran Paris. Turki menahan pria 64 tahun itu sejak 2017 tanpa vonis hukuman.
Ia telah menghadapi serangkaian tuduhan, mulai dari protes antipemerintahan Erdogan pada 2013 lalu hingga dugaan keterkaitan upaya kudeta militer yang gagal pada 2016 silam.
Lihat Juga : |
Kabar mengenai Amerika Serikat dan China saling gertak mengenai Taiwan juga masih menjadi perhatian sepanjang akhir pekan.
Saling gertak ini bermula ketika Presiden Joe Biden menegaskan bahwa AS akan membela Taiwan jika diserang China. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, lantas langsung menegaskan bahwa pernyataan Biden dapat berisiko merusak hubungan China dan AS.
Sebagaimana dikutip AFP, Wenbin kemudian memperingatkan AS agar hati-hati dalam bertindak dan berbicara mengenai isu Taiwan.
"China tak punya ruang untuk berkompromi terkait isu yang menyangkut kepentingan utama kami. AS seharusnya tidak meremehkan tekad dan kemampuan kuat mereka untuk mempertahankan diri dari ancaman yang dianggap dapat membahayakan kedaulatan," ucap Wenbin.
Setelah itu, juru bicara Gedung Putih, Jen Psaki, kembali menegaskan bahwa AS bakal pasang badan bagi Taiwan jika China menyerang.
Selain itu, ada pula kabar bahwa wisatawan dari enam negara di Asia Tenggara yang sebelumnya dilarang ke Singapura, termasuk Indonesia, bakal mulai diizinkan masuk ke negara itu mulai Rabu (27/10) mendatang.
Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) menyatakan semua wisatawan, tidak termasuk pengunjung jangka pendek, dengan riwayat perjalanan 14 hari ke Bangladesh, India, Myanmar, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka akan diizinkan masuk atau transit melalui negara tersebut.
MOH menyatakan bahwa pelancong dari Malaysia dan Indonesia tetap harus menjalani karantina di tempat tinggal atau akomodasi yang telah ditentukan, tak lagi fasilitas khusus seperti sebelumnya.