Alemi adalah orang pertama yang membuka rumah sakit jiwa swasta pertama di Afghanistan. Dia diyakini sebagai satu-satunya psikiater berbahasa Pashto di Afghanistan utara, dan pejuang Taliban termasuk salah satu pasiennya.
Salah satu dokter di rumah sakit milik Alemi, Khan Murad Muradi, mengatakan Alemi adalah orang yang baik hati.
"Tidak ada orang yang aman di Mazar-i-Sharif," tambah Muradi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kejadian ini juga menuai respons dari aktivis hak asasi manusia di Afghanistan. Aktivis itu, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan, "para penculik dan pembunuh harus bertanggung jawab dan Taliban harus memberikan keamanan kepada rakyat Afghanistan."
Sementara itu, Direktur Associate Asia untuk Human Rights Watch Patricia Gossman, sempat meminta pihak berwenang Afghanistan untuk menyelidiki keberadaan Alemi.
"Jika dia (Alemi) telah diculik maka orang yang bertanggung jawab akan kejahatan itu harus dihukum. Taliban mengklaim kelompoknya dapat menjaga keamanan (di Afghanistan), seharusnya mereka menginvestigasi dengan saksama terkait apa yang terjadi dan menegakkan keadilan pada orang yang bertanggung jawab atas kejahatan ini, pun juga melindungi hak-hak orang yang dituduh melakukan kesalahan," kata Gossman, dikutip dari The Independent.
Taliban, yang kini menguasai Afghanistan, sempat mengklaim pihaknya mampu menjaga keamanan di negara itu. Namun, berkali-kali kelompok ISIS berhasil melancarkan serangan bom mereka, dan tindak kriminal di negara itu juga kian meningkat.
Sebelumnya, salah salah aktivis perempuan Afghanistan, Forouzan Safi, ditemukan tewas pada akhir Oktober lalu. Ia sempat yakin ada seseorang yang akan membantu dirinya keluar dari Afghanistan.
Namun, Safi ditemukan tewas bersama tiga perempuan lain, yang juga meninggal, tak lama setelah meninggalkan rumah.
Safi merupakan pengacara hak-hak sipil dan dosen ekonomi di kota Mazar-e-Sharif, Afghanistan utara.
(pwn/bac)