Singapura menjadi salah satu negara Asia Tenggara yang ikut memperketat perbatasan mereka untuk menghadapi varian Omicron.
Sama seperti Indonesia, Singapura melarang pendatang dari tujuh negara di Afrika masuk ke negara itu sejak Sabtu (27/11).
Aturan tersebut berlaku bagi pendatang asing yang memiliki riwayat perjalanan ke Botswana, Eswatini, Lesotho, Mozambik, Namina, Afrika Selatan, dan Zimbabwe.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka yang berasal atau memiliki riwayat perjalanan dari tujuh negara itu tak akan diizinkan masuk bahkan transit melalui Singapura.
Kementerian Kesehatan Singapura menyatakan aturan pembatasan baru itu akan berlangsung selama satu bulan. Pihak berwenang juga akan terus memantau dan memperpanjang kebijakan itu jika perlu.
Menteri Kesehatan Ong Ye Kung juga mengatakan fasilitas kesehatan Singapura mulai menyiapkan antisipasi menangani pasien Covid-19 varian Omicron.
Ong mengatakan suspek Covid-19 varian Omicron di Singapura tak boleh dirawat di rumah. Mereka akan diisolasi di Pusat Nasional Singapura untuk Penyakit Menular (NCID) sampai dokter yakin bahwa mereka tak lagi menularkan virus.
Mengutip Strait Times, para suspek harus menjalani pengujian berulang untuk memastikan kemampuan penularan virus tadi.
Selain itu, pelacakan total juga akan dilakukan bagi orang-orang yang terdeteksi kasus Omicron. Orang-orang yang melakukan kontak erat dengan suspek varian Omicron harus menjalani karantina selama sepuluh hari di fasilitas khusus.
Pemerintah Singapura juga akan melakukan tes PCR di awal dan akhir karantina pada kelompok tadi. Tes ini juga akan difokuskan untuk mendeteksi varian Omicron dengan cara sekuensi genetik.
Ong juga menyampaikan teknologi baru untuk PCR yang dapat menunjukkan kemungkinan seseorang terinfeksi varian Omicron. Teknologi ini dibuat oleh Firma Bioteknologi ThermoFisher.
Teknologi baru ini akan diprioritaskan untuk digunakan oleh turis, kata Ong. Ia juga menyampaikan masyarakat dapat berpikir Singapura kini memiliki dua virus yang berbeda.
Langkah antisipasi ini dibuat Singapura tak lama setelah mendapat kabar bahwa dua orang yang datang dari Afrika Selatan dinyatakan positif mengidap varian Omicron setelah menjalani tes di Sydney, Australia.
Kedua orang ini disebut sempat transit di Bandara Changi, Singapura. Kejadian itu pun membuat kemungkinan keberadaan varian Omicron di negara itu meningkat.
(rds)