Jakarta, CNN Indonesia --
Keluarga Kerajaan Saud merupakan keluarga yang menguasai Arab Saudi secara turun-temurun. Keluarga ini juga masuk dalam jajaran keluarga terkaya dunia.
Kekayaan keluarga ini diprediksi mencapai US$1,4 triliun atau setara Rp20.111 triliun, menurut Investopedia. Meski demikian, berbagai rumor terkait keluarga ini beredar di media, bahkan di kalangan masyarakat negara itu.
Rumor yang pernah viral di media sosial ialah tuduhan dari penceramah di Indonesia bahwa Keluarga Saud merupakan keturunan Yahudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut pengamat Timur Tengah dari Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) Fahmi Salsabila, rumor ini merupakan isu lama yang sudah dibantah.
"Ini merupakan isu lama yang sebetulnya sudah dibantah, karena dari genealogi berdasarkan garis patrilineal, kerajaan Saud merupakan keturunan Arab (Suku) Adnan yang tersambung ke Nabi Ismail dan Nabi Ibrahim," kata Fahmi ketika diwawancara CNNIndonesia.com, Selasa (14/12).
Fahmi menilai kemunculan rumor itu terjadi karena salah satunya akibat kebencian terhadap wangsa Saud.
"Saya kira latar belakangnya adalah kebencian terhadap kerajaan. Bisa saja oposisi atau kelompok-kelompok yang tidak suka dengan kerajaan Saudi. Dan bisa juga, kita duga, dari negara yang menganut Syiah, yang merupakan musuh tradisional Arab Saudi yang menganut paham Sunni," tambah Fahmi.
Fahmi menyampaikan, Adnan merupakan kepala suku. Adnan merupakan keturunan Ismail dan juga nenek moyang bangsa Arab. Nabi Muhammad, yang mana merupakan nabi terakhir, juga berasal dari keturunan Adnan.
Benarkah wangsa Al Saud keturunan Nabi Muhammad? Baca di halaman berikutnya...
Selain itu, ada pula rumor yang mengatakan bahwa Keluarga Saud masih keturunan Nabi Muhammad.
Walaupun demikian, masih belum jelas apakah Keluarga Saud merupakan keturunan Nabi Muhammad. Fahmi mengatakan bahwa belum ada silsilah kuat yang menunjukkan pembuktian kabar ini.
"Adnan menghasilkan keturunan dari Nabi Ismail, tapi dari keturunan Nabi Ismail sampai ke Nabi Muhammad lalu menurun ke Keluarga Saud belum ditemukan silsilahnya," ujar Fahmi saat diwawancara CNNIndonesia.com, Kamis (16/12).
Jika ditarik lebih jauh, keluarga Saud dipercaya masih tersambung ke Nabi Ibrahim yang percabangannya merupakan bangsa Semit, sama halnya dengan suku-bangsa Yahudi.
Kaum Yahudi sendiri dipercaya dari keturunan Ishak, anak Ibrahim. Sementara bangsa Arab percabangan dari keturunan Ismail yang merupakan anak Ibrahim beda ibu yaitu Siti Hajar.
"Keluarga Al Saud bukanlah keturunan Yahudi. Jika Adnan yang dimaksud adalah salah seorang nenek moyang Bangsa Arab yang merupakan keturunan Nabi Ismail, maka silsilah Raja Arab Saudi tersambung hingga kepada Nabi Ismail bin Ibrahim Alaihimassalam," tutur Fahmi ketika diwawancara CNNIndonesia.com, Rabu (15/12).
Fahmi menjelaskan, keluarga Saud berasal dari seseorang bernama Mani' bin Rabi'a al‐Muraydi. Orang ini adalah tokoh leluhur tertua dari Keluarga Al-Sa'ud yang berasal dari Kabilah Bani Hanifah.
Bani Hanifah sendiri merupakan salah satu suku Arab lama yang terkenal.
Rumor soal Keturunan dan Transformasi Saudi
Sementara itu, pendapat lain muncul dari pengamat Timur Tengah dari Universitas Indonesia, Yon Machmudi. Yon menilai rumor tadi dilatarbelakangi oleh upaya Arab Saudi untuk melakukan transformasi.
"Menurut saya ini upaya untuk mengokohkan peran Arab Saudi yang mencoba melakukan perubahan dan transformasi ke depan. Nabi Ibrahim dalam literatur Islam adalah Bapaknya para Nabi. Kabah sendiri didirikan oleh Nabi Ibrahim. Artinya dengan semangat menghidupkan keturunan Nabi Ibrahim, diharapkan dapat merangkul dan melakukan hubungan baik dengan tiga pemeluk agama besar (Islam, Kristiani dan Yahudi)," kata Yon ketika diwawancara CNNIndonesia.com, Kamis (16/12).
Menjalin hubungan baik dengan keturunan Nabi Ibrahim tadi dapat menjadi pembenaran bagi Arab Saudi untuk dekat dengan Israel. Pihak Arab Saudi juga bisa mendapatkan legitimasi karena orang Yahudi masih merupakan keturunan Ibrahim, tutur Yon menambahkan.
Lebih jauh, Yon mencontohkan bagaimana kemudian normalisasi hubungan antara Israel dan Arab Saudi bersinggungan dengan Amerika Serikat.
"Ini tentu selaras dengan program AS di masa Trump dalam melakukan normalisasi hubungan antara negara-negara Arab dengan Israel dalam payung Abraham Accord," ujar Yon lagi.
Mengutip Britannica, kerajaan Arab Saudi dibentuk oleh Ibn Saud dengan dekrit kerajaan pada 1932. Beberapa anak Saud kemudian memerintah kerajaan Arab setelah menyatakan merdeka dari Kerajaan Ottoman Turki.