Jakarta, CNN Indonesia --
Sejumlah warga Amerika Serikat 'mencuri start' vaksin Covid-19 booster di tengah lonjakan kasus di negara itu.
Salah satu warga AS itu, Stacey Ricks, merasa antibodinya tak berkembang usai mendapat dua dosis vaksin Moderna. Dia salah satu orang yang mengalami transplantasi ginjal.
Tanpa memberitahu telah menerima suntikan Moderna, Ricks mendapat dosis Johson & Johson sebelum pemerintah federal menyetujui siapapun untuk dosis ketiga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ricks juga berusaha mendapat suntikan vaksin keempat dan kelima. Namun diakuinya, hal itu lebih sulit. Juli lalu, catatan apotek di daerah Houston menunjukkan dosis sebelumnya. Tapi dia meyakinkan apoteker untuk memberi dua dosis vaksin Pfizer-BioNtech.
"Dia terus mengatakan tidak ada data klinis di sini," kata Ricks menirukan apoteker itu.
Ia lalu menimpali, " Saya adalah data klinisnya."
Ricks adalah salah satu dari banyak orang yang memiliki gangguan sistem kekebalan tubuh di Amerika Serikat.
Lanjut baca di halaman berikutnya...
Administrasi Makanan dan Obat-obatan (FDA) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS bertanggung jawab untuk menentukan kapan dosis tambahan harus diberikan. Namun, beberapa pasien dan dokter mereka merasa bahwa lembaga itu bertindak terlalu lambat untuk melindungi kelompok yang paling rentan.
CDC kemudian memperbarui pedomannya pada Oktober lalu. Menurut mereka, kelompok yang memiliki gangguan imun akan mendapat dosis keempat setelah enam bulan disuntik dosis ketiga.
Bagi mereka yang taat aturan, akan mendapat dosis keempat pada akhir Februari 2022.
Sayangnya varian Omicron lebih dulu menyebar dengan cepat, sementara tingkat vaksinasi lambat di banyak daerah mengkhawatirkan orang yang memiliki gangguan sistem imun.
Biasanya, dokter punya wewenang untuk menggunakan obat yang disetujui di luar penggunaan yang direkomendasikan. Dengan demikian, vaksin yang sudah disetujui seperti Pfizer bisa diresepkan sesuai keinginan dokter.
Namun, untuk menerima dan mengelola vaksin Covid-19, penyedia harus menandatangani perjanjian hukum dengan CDC. Artinya, jika mereka melanggar aturan agensi, maka berisiko dikeluarkan dari program vaksinasi dan menghadapi tuntutan.
Dokter dan advokat untuk dosis ekstra mengatakan Amerika Serikat memiliki surplus vaksin, jadi suntikan tambahan menjadi alternatif biar tidak terbuang sia-sia.
Sementara itu, CDC memperkirakan ada sekitar tujuh juta individu dengan gangguan kekebalan di AS, tetapi sulit untuk mengetahui siapa yang akan mendapat manfaat dari dosis tambahan, demikian dikutip New York Times, Senin (3/1).
Warga AS lain, Chris Neblett, mendapat suntikan ketiga pada April lalu. Obat yang diminum untuk transplantasi ginjal menekan sistem kekebalan dan menghentikannya menghasilkan antibodi setelah dua kali suntikan vaksin Pfizer.
"Tentu, kami melewati aturan, tapi apa akibatnya? Benar-benar tidak ada," kata Neblett.
Dia menghasilkan antibodi tingkat rendah setelah dosis ketiga Pfizer, tetapi tidak sampai tembakan keempatnya di bulan November.
Patrick Van Horn dari California, menderita leukemia kronis dan membutuhkan obat penekan kekebalan untuk tetap hidup. Dia tidak menghasilkan antibodi setelah dosis keempat vaksin Moderna pada bulan Agustus.
Kini, dia sedang mendiskusikan suntikan kelima dengan dokternya. Namun, ia tidak yakin apakah akan tetap melakukan atau melewatkan begitu saja.
"Tidak ada yang terjadi dalam empat suntikan pertama ini. Mengapa saya pikir suntikan kelima akan menghasilkan sesuatu yang berbeda?"