Sederet kabar meramaikan berita internasional Rabu (5/1), mulai dari warga Korea Utara cuek ketika mendengar propaganda memuji Kim Jong-un, hingga kabinet pemerintahan Kazakhstan mundur di tengah kericuhan demonstrasi.
Warga Korea Utara disebut tak peduli saat mendengarkan propaganda yang pujiKim Jong-un karena berhasil meningkatkan kemampuan militer dan membuat warga aman.
Mereka cuek karena kelas propaganda yang digelar pemerintah ini terjadi ketika krisis pangan kian buruk. Warga itu diklaim malas mendengarkan propaganda ketika perut keroncongan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Meskipun para dosen menyampaikan pidato dengan berapi-api, kebanyakan penonton menunggu waktu agar cepat berlalu, ataupun tertidur. Mereka adalah orang-orang yang tak memiliki jagung dan nasi," tutur warga dari provinsi Hamgyong Utara kepada Radio Free Asia pada 15 Desember.
Ia kemudian berkata, "Siapa dari mereka yang akan percaya bahwa 'boneka' di [Korea] Selatan ketakutan karena kekuatan militer kami yang 'tak ada habisnya'?"
Ketua Perserikatan Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), Kamboja, menyatakan bahwa Myanmar punya semua bahan-bahan untuk perang sipil.
Menteri Luar Negeri Kamboja, Prak Sokhonn, memperingatkan bahwa kehadiran bahan-bahan itu membuat hal yang mengerikan akan terjadi di Myanmar.
"Krisis politik dan keamanan di Myanmar mendalam, dan sudah mengarah ke krisis ekonomi, kesehatan dan kemanusiaan," kata Prak dalam kelas yang digelar lembaga ISEAS, Institut Yusof Ishak pada Senin (3/1), seperti dikutip AFP.
Prak lalu melanjutkan, "Kami rasa semua bahan-bahan untuk perang sipil kini ada di depan mata."
Menurutnya, kini ada dua pemerintahan di Myanmar. Satu berasal dari militer, dan yang lainnya dari gerakan pembangkangan sipil. Selain itu, kata Prak, juga ada perang gerilya di seluruh negeri.
Presiden Kazakhstan,Kassym-Jomart Tokayev, menerima surat pengunduran diri massal kabinet pimpinan Perdana Menteri Askar Mamin pada Rabu (5/1), ketika demo besar-besaran terkait kenaikan harga bahan bakar gas cair (LPG) kian luas.
Tokayev mengumumkan penerimaan surat pengunduran diri itu dalam pernyataan resminya. Ia juga menunjuk Wakil PM Alikhan Smailov untuk menggantikan Mamin sampai kabinet baru terbentuk.
Pengunduran diri massal ini terjadi di tengah gonjang-ganjing demonstrasi di berbagai kawasan. Tokayev sudah menerapkan status darurat di Kota Almaty dan Mangystau usai ribuan orang turun ke jalan dan menuntut pengunduran diri pemerintah.
Menurut situs kepresidenan Kazakhstan yang dikutip AFP, status darurat di Almaty dan Mangystau berlaku mulai 5 hingga 19 Januari.
Almaty berada dalam kekacauan setelah polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut untuk meredam demonstrasi menolak lonjakan harga LPG. Para demonstran itu meneriakkan slogan-slogan anti-pemerintah dan kadang menyerang kendaraan.
(has)