Presiden China, Xi Jinping mengatakan pendidikan dan bimbingan harus diberikan untuk mempromosikan pernikahan dan nilai-nilai keluarga di antara kaum muda usia pernikahan.
Demi terwujudnya program itu, Politbiro menjanjikan insentif pajak dan perumahan bagi pasangan yang ingin memiliki anak.
Dukungan lain yang dijanjikan berupa perbaikan perawatan sebelum dan sesudah natal, layanan pengasuhan anak, dan pengurangan biaya pendidikan untuk keluarga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada awal April 2020 lalu, China telah merilis data statistik penduduk yang menunjukkan perlambatan pertumbuhan selama satu dekade terakhir sejak 1950. Diketahui jumlah populasi di China hanya 1,41 miliar.
Data itu juga menunjukkan tingkat kesuburan hanya 1,3 anak-anak per wanita pada tahun 2020. Angka itu setara dengan masyarakat yang menua di Italia dan Jepang.
Sebelumnya China menerapkan satu pasang hanya boleh memiliki satu anak, untuk menghentikan ledakan populasi. Namun pada tahun 2016, kebijakan itu dihapus, dan membatasi satu pasang hanya diizinkan memiliki dua anak untuk menambah populasi lantaran mayoritas penduduk di China berusia lanjut.
Namun langkah tersebut dinilai gagal, lantaran tingginya biaya membesarkan anak di kota-kota China. Alasan itu pula yang menyebabkan banyak pasangan di negeri Tirai Bambu memilih lajang.
(isa/bac)