Pada 2011, parlemen Taiwan menyetujui anggaran lebih dari USD 850 juta untuk membuat kurang lebih 12 kapal perang baru demi menghadapi tantangan maritim baru, terutama dari China. Menurut laporan Departemen Pertahanan AS, dengan kepemilikan sekitar 360 kapal pada akhir tahun 2020, China memiliki angkatan laut terbesar di dunia.
Taiwan sendiri dianggap Beijing sebagai bagian dari China. Namun, Taiwan mengklaim sebagai negara berdaulat di Laut Cina Selatan.
Pada latihan angkatan laut, pasukan militer Taiwan untuk pertama kalinya juga memamerkan sistem peletakan ranjau otomatis yang dirancang dalam negeri yang digunakan di atas kapal kelas Min Jiang yang baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kapal dengan peletakan ranjau ini memang tidak begitu besar, tetapi memiliki kemampuan navigasi berteknologi tinggi yang dikatakan dapat memfasilitasi operasi peletakan ranjau yang cepat dan akurat di perairan lawan.
Angkatan laut di pulau itu disebut memiliki empat kapal penangkap ranjau cepat buatan negeri yang dua di antaranya baru dikirim bulan lalu.
Seorang analis militer, Qi Leyi, mengungkapkan, latihan akhir pekan lalu yang dilakukan Taiwan merupakan latihan yang menggunakan skenario terburuk, yakni serangan PLA.
"Kapal pelempar ranjau cepat yang baru dapat mencegah dengan baik operasi pendaratan pantai yang dilancarkan oleh musuh dan menjadi kekuatan tempur yang andal untuk pencegahan multi-domain Taiwan," ujar Qi.
"Taiwan tidak bisa dibandingkan dengan China dalam hal jumlah kapal perang, jadi harus mencari teknologi yang lebih baik," tambahnya.
Perang ranjau menjadi kegiatan yang semakin penting dalam konflik maritim. Sebab ranjau laut merupakan salah satu senjata angkatan laut yang paling berbahaya.
Angkatan Laut PLA bulan lalu menjatuhkan bom skala besar dan latihan peletakan ranjau laut di pulau-pulau di Laut Cina Selatan.
China memang sering melakukan latihan militer di perairan yang disengketakan. Namun, PLA jarang mengerahkan pesawat tempur untuk menjatuhkan bom dan meletakkan ranjau dalam latihan tembak-menembak.
(blq/bac)