Setidaknya satu juta umat Hindu di India akan menggelar ritual tahunan di Sungai Gangga dan kemungkinan bakal abaikan lagi Covid-19.
Sementara itu, Taiwan pamer kapal perang baru untuk mengirim pesan bahwa mereka siap menghadapi China.
Dua kabar itu merupakan berita yang masih ramai jadi sorotan pembaca dalam 24 jam terakhir. Berikut tiga berita yang terangkum dalam Kilas Internasional pagi ini:
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hampir satu juta umat Hindu India diprediksi akan berkumpul di tepi Sungai Gangga pada Jumat dan Sabtu pekan ini untuk melakukan ritual mandi suci tahunan.
Ritual keagamaan yang dinamakan Gangasagar Mela itu berlangsung di tengah ancaman Covid-19 varian Omicron yang terus melonjak dan kenaikan infeksi virus corona.
Upacara suci ini kerap diadakan setiap tanggal 14 Januari. Para peziarah mengunjungi desa Gangasagar untuk mandi bersama di pertemuan Sungai Gangga dan Teluk Benggala. Mereka percaya melakukan hal tersebut dapat menghapus dosa-dosa mereka dan dosa-dosa nenek moyang mereka.
Iran mendesak Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya mencairkan aset Afghanistan yang dibekukan.
Seruan ini diutarakan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amirabdollahian, saat bertemu dengan Menteri Luar Negeri Taliban, Amir Khan Muttaqi, pada akhir pekan lalu.
"Aset Afghanistan dibekukan oleh Amerika, harusnya digunakan untuk tujuan kemanusiaan dan perbaikan kondisi kehidupan di Afghanistan," ucap Amirabdollahian seperti dikutip Reuters pada Senin (10/1).
Taiwan memamerkan kapal-kapal perang buatan dalam negeri di sebuah acara yang dirancang untuk mengirim pesan tak gentar hadapi China. Pernyataan ini disampaikan oleh pejabat dan analisis setempat
Selama akhir pekan, Kementerian Pertahanan Taiwan mengadakan latihan angkatan laut di lepas pantai Keelung, yang berlokasi di timur laut Taiwan. Latihan ini, ujar layanan berita kementerian, merupakan bagian dari latihan multidisiplin di lokasi yang berbeda untuk menunjukkan kesiapan tempur militer.
"Kami ingin Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) [China] berpikir dua kali sebelum bertindak," kata Kolonel Sun Li-fang dari Biro Perang Politik Komando Angkatan Darat Taiwan kepada media, seperti dikutip dari Radio Free Asia, Selasa (11/1).
(tim/bac)