Beberapa pengemudi juga tak bisa mendapatkan penghasilan tambahan karena mereka tak memiliki ban cadangan, papar sumber tersebut menambahkan.
Di salah satu perusahaan di kota Hongwon, dekat provinsi Hamgyong Selatan, truk seberat 2,5 ton hanya bisa diem sejak musim gugur karena bannya rusak.
"Akibat kekurangan bahan bakar di waktu lampu, bahan bakar kendaraan diubah menggunakan arang kayu. Kami hanya menggunakannya sedikit, saat benar-benar dibutuhkan. Namun beberapa hari terakhir, meski Anda memiliki arang, Anda tetap tak bisa menyetir karena bannya rusak," kata sumber kedua yang bekerja di perusahaan di kota Hongwon, Senin (10/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mobil-mobil ini pasti sudah tak berfungsi sejak lama bila tak ada pengemudi yang merawatnya. Dalam bisnis lain di provinsi yang mendapatkan suplai mobil seperti kami, banyak dari mereka yang menjual kendaraan mereka," tutur sumber lainnya.
Sumber ini juga mengatakan hanya perusahaan dengan keuntungan besar, seperti perikanan, yang memiliki uang untuk menjaga kendaraan mereka tetap berjalan.
"Pada akhirnya, kebanyakan perusahaan mengalami kesulitan karena tanpa ban, tidak ada pilihan selain membiarkan kendaraan. Ini membuat hidup pekerja menjadi lebih sulit."
(isa/bac)