Jakarta, CNN Indonesia --
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, menyerukan peningkatan kekuatan militer Pyongyang usai mengamati uji coba rudal yang diyakini merupakan jenis hipersonik, Rabu (12/1).
"(Kim mendesak ilmuwan militer) untuk lebih mempercepat upaya guna terus membangun kekuatan militer strategis negara baik dalam kualitas maupun kuantitas dan lebih jauh memodernisasi tentara," tulis media pemerintah Korut, KCNA yang dikutip Reuters, Rabu (12/1).
Surat kabar Partai berkuasa Korut, Rodong Sinmun, merilis foto-foto Kim yang menyaksikan peluncuran tersebut. Hal yang tak lazim dilakukan mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran itu menjadi yang pertama sejak dua tahun lalu, secara resmi Kim menyaksikan peluncuran rudal.
Salah satu pengamat yang memantau Korea Utara, Kepala Eksekutif Grup Risiko Korea, Chad O'Carroll, kehadiran kali ini menjadi hal penting bagi Kim.
"Kim mungkin secara tak resmi menghadiri uji coba lain untuk sementara, penampilan ini dan fitur page one-nya di Rodong Sinmun merupakan hal penting," kata O'Carroll.
Artinya, Kim tak khawatir dengan tes teknologi baru yang besar itu. O'Carroll lalu berkata,"Dan tak peduli bagaimana Amerika Serikat melihat ini."
Peluncuran rudal kali ini merupakan yang kedua dalam dua pekan di Januari 2021.
Uji coba rudal Korut kembali menuai kecaman, baca di halaman berikutnya...
Peluncuran rudal oleh Korut kembali memicu kecaman dari berbagai pihak internasional, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa.
Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk Urusan Politik , Victoria Nuland, mengatakan peluncuran rudal hipersonik itu berbahaya.
"Ini jelas membawa kita ke arah yang salah. Seperti yang Anda ketahui Amerika telah mengatakan bahwa kami terbuka untuk berdialog dengan Korea Utara," katanya saat konferensi pers di Washington.
Pihaknya merasa terbuka berbicara soal Covid-19 dan dukungan kemanusiaan, namun Korut malah melakukan sebaliknya: menembakkan rudal, kata Nuland.
Uni Eropa juga mengecam peluncuran rudal terbaru Korea Utara. Mereka menganggap hal itu sebagai ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional dan meminta Pyongyang melanjutkan diplomasi.
Peluncuran itu dilakukan usai enam negara, termasuk Amerika Serikat dan Jepang, mendesak Korea Utara menghentikan tindakan yang membuat kawasan tak stabil atau destabilisasi.
Desakan tersebut mencuat jelang pertemuan tertutup Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membahas uji coba rudal hipersonik yang dilakukan Pyongyang pekan lalu.
Uji coba terbaru disebut menjadi respons penolakan Korea Utara atas seruan Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan.
Pekan lalu, Korut juga mengklaim berhasil melakukan uji coba rudal hipersonik. Uji coba ini merupakan yang pertama sejak Oktober 2021 lalu.
Pemerintah mengatakan, keberhasilan berturut-turut dalam uji peluncuran di sektor rudal hipersonik memiliki signifikansi strategis karena senjata itu turut mempercepat modernisasi angkatan bersenjata strategis negara
Sepanjang 2021 di tengah krisis pangan yang menerjang, Korut mengaku berhasil menguji jenis rudal balistik yang meluncur dari kapal selam, rudal jarak jauh, dan hulu ledak hipersonik.
Pada pertemuan partai berkuasa akhir Desember lalu, Pemimpin Korut, Kim Jong-un, bersumpah akan terus membangun kemampuan militer mereka.