
Fakta soal Tsunami Tonga yang Perlu Diketahui

Sebagian besar wilayah Tonga, negara kepulauan berpenduduk sekitar 105 ribu jiwa, dihantam gelombang tsunami 1,2 meter akibat gunung meletus pada Sabtu (16/1).
Gunung api Tonga erupsi pertama kali pada Jumat (14/1) dan memuntahkan gumpalan abu vulkanik setinggi 20 kilometer ke udara. Foto citra satelit yang beredar di media sosial juga menunjukkan letusan dahsyat gunung tersebut.
Lihat Juga :![]() KILAS INTERNASIONAL Tsunami Hantam Tonga hingga Aturan Arab Saudi semakin Sekuler |
Letusan kedua terjadi pada Sabtu (15/1) pukul 17.26 waktu setempat. Letusan kali ini memicu tsunami Tonga dan berdampak pada sejumlah wilayah lainnya.
Efek erupsi dan tsunami ini mengakibatkan listrik serta jaringan telepon dan internet terputus sekitar pukul 06.40 waktu setempat pada Sabtu. Ini membuat sebagian besar warga tidak terjangkau dalam kepanikan.
Situasi Terkini dan Jumlah Korban
Hingga Senin dini hari, sebagian besar wilayah negara pulau di Pasifik itu pun masih belum terjangkau akses komunikasi dan internet yang masih terputus.
Belum ada laporan resmi dari pemerintah Tonga soal korban jiwa akibat tsunami. Namun, pihak berwenang Australia mengatakan berdasarkan laporan awal yang mereka dapatkan jumlah korban tsunami dan gunung meletus di Tonga tidak banyak.
Meski begitu, negara tetangga Tonga itu memaparkan ada "kerusakan signifikan" pada infrastruktur kepulauan tersebut akibat tsunami dan gempa.
"Dalam tahap ini, untungnya, kami tidak mendapatkan laporan terkait banyak korban jiwa yang tentunya ini berita bagus. Meski begitu informasi dari kepulauan tersebut masih sangat terbatas," ucap Menteri Australia untuk Kawasan Pasifik, Zed Seselja, seperti dikutip Reuters.
Sementara itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wellington, Selandia Baru memastikan tak ada Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban akibat letusan gunung berapi bawah laut dan tsunami di Tonga.
"Hingga berita ini diturunkan, KBRI Wellington tidak memperoleh laporan adanya Warga Negara Indonesia yang menjadi korban," tulis keterangan KBRI Wellington sebagaimana dipublikasikan situs resmi Kementerian Luar Negeri, Minggu (16/1).
Meski begitu, Kemlu RI masih belum dapat berkomunikasi dengan empat WNI yang ada di Tonga.
"KBRI Wellington melalui Fungsi Protokol dan Konsuler terus memantau kondisi empat WNI yang berada di Tonga yang tidak dapat dihubungi karena putusnya kabel komunikasi bawah laut," jelasnya.
Dampak Erupsi hingga ke benua Amerika dapat dibaca di halaman berikutnya >>>