Israel Beli Kapal Selam Jerman Senilai Rp48 Triliun
Kementerian Pertahanan Israel mengumumkan telah menyepakati pembuatan tiga kapal selam Jerman senilai 3 miliar Euro (Rp48 triliun), Kamis (20/1).
Kapal ini akan dibuat oleh perusahaan Thyssenkrup asal Jerman untuk digunakan Angkatan Laut Israel.
Menurut kementerian, kedua pihak terkait juga menandatangani perjanjian kerja sama strategis industri senilai lebih dari 850 juta Euro (Rp13 triliun).
Kesepakatan Israel beli kapal perang Jerman juga mencakup konstruksi simulator pelatihan di Israel dan suplai suku cadang.
Seri kapal selam ini disebut Dakar. Kapal selam pertama dari seri tersebut akan dikirimkan dalam waktu sembilan tahun.
"Saya ingin berterima kasih kepada pemerintah Jerman karena telah membantu terjalinnya kesepakatan ini dan komitmennya untuk keamanan Israel," kata Menteri Pertahanan Israel, Benny Gantz, dikutip dari Reuters.
Lihat Juga : |
"Saya percaya kapal selam baru ini akan meningkatkan kemampuan Angkatan Laut Israel dan akan berkontribusi pada keunggulan keamanan Israel di kawasan," lanjutnya.
"Kelas Dakar akan menggunakan desain yang sepenuhnya baru, yang dibangun khusus untuk memenuhi persyaratan operasional Angkatan Laut Israel," demikian pernyataan Thyssenkrupp.
Angkatan Laut Israel mengoperasikan dua kapal selam kelas Dolphin buatan Jerman, dengan enam diantaranya masih dikonstruksi di Jerman.
Tiga kapal selam Dakar tersebut direncanakan akan menggantikan kapal Dolphin ini.
Meski demikian, pengumuman Israel beli kapal perang Jerman muncul beberapa hari sebelum kabinet dijadwalkan bertemu. Dalam pertemuan tersebut, kabinet akan berdiskusi untuk membuat panel investigasi terkait kesepakatan kapal selam dan kapal rudal antara Israel-German.
Tahun lalu, jaksa Israel mendakwa beberapa warga Israel, termasuk pebisnis, mantan pejabat angkatan laut, dan mantan menteri kabinet karena terseret kasus kapal selam militer.
Dakwaan ini diberikan atas kasus penyuapan, pencucian uang, dan invasi pajak terkait dengan kesepakatan yang dibuat dari 2009 sampai 2016.
Thyssenkrupp sebelumnya mengatakan investigasi internal yang dilakukan tidak menemukan bukti korupsi dalam penjualan. Otoritas Israel juga tidak mengambil tindakan kepada perusahaan tersebut.