Jakarta, CNN Indonesia --
Beberapa waktu lalu, seorang kandidat pasukan elite Angkatan Laut (AL) Amerika Serikat Navy Seal, Kyle Mullen, meninggal dunia. Mullen meninggal saat mengikuti pelatihan dasar 'Hell Week' atau Pekan Neraka.
Latihan ekstrem ini tak hanya dirasakan calon prajurit AS. Beberapa negara lain juga memiliki latihan ekstrem untuk kandidat pasukan khusus mereka.
SAS Inggris hingga Kopassus, berikut tujuh pasukan elite dunia yang memiliki latihan seleksi paling ekstrem.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. SAS (Inggris)
Latihan seleksi ekstrem pasukan elite Special Air Services (SAS) Inggris pernah memakan korban. Pada 2013, tiga kandidat yang mengikuti latihan seleksi pasukan SAS di Brecon Beacons, Wales selatan, meninggal dunia.
Mereka meninggal setelah menjalani ujian di medan berat dengan suhu 30 derajat Celsius. Mereka juga harus membawa beban seberat 27kg kala menempuh medan itu.
Sebagaimana dilansir BBC, ketiga prajurit ini meninggal setelah menjalani latihan sejauh 26 kilometer di Brecon Beacons.
2. Navy Seal (Amerika Serikat)
Pasukan khusus AS, Navy Seal dikenal memiliki latihan ekstrem yang disebut 'Hell Week' atau Pekan Neraka.
Dalam latihan ini, peserta hanya boleh tidur kurang dari empat jam. Mereka juga harus berlari, berenang, mengayuh, membawa perahu di kepala mereka, melakukan sit-up, push-up, dan berbagai latihan berat lain.
Mengutip laman resmi AL AS, latihan ini biasa dilakukan selama lima setengah hari.
3. Shayetet 13 (Israel)
Mengutip laman resmi Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Shayetet 13 merupakan unit komando laut yang beroperasi di laut, darat, dan udara.
Unit khusus ini beroperasi di banyak serangan, mulai dari merusak infrastruktur maritim musuh, sampai mendapatkan intelijen berkualitas terkait operasi musuh.
Prajurit yang ingin masuk ke unit ini harus melewati gabungan latihan infanteri dengan spesialisasi di bidang perang laut, menyelam, dan pengoperasian kapal khusus.
Pada Oktober 2021, dua insiden serius menimpa unit Shayetet 13. Dalam satu insiden, seorang tentara terluka parah dalam kebakaran yang terjadi di salah satu kapal kala perawatan rutin.
Di insiden lain, jari seorang prajurit wanita terputus, dikutip dari Jerusalem Post. Akibat insiden ini, latihan dihentikan selama sepekan.
Kopassus hingga GIGN Prancis, lanjut baca di halaman berikutnya...
4. Kopassus (Indonesia)
Komando Pasukan Khusus (Kopassus) merupakan pasukan elite di Indonesia. Mengutip detikcom, pasukan ini melakukan latihan dopper.
Dalam latihan tersebut, prajurit harus menghindari peluru yang ditembakkan sembari merangkak di lumpur, sebagaimana dilansir detikcom.
Selain harus menghindari peluru, pasukan Kopassus juga harus berlatih di dalam hutan dan melakukan latihan terjun payung.
Pada 2017 lalu, ada seorang anggota Kopassus yang dilaporkan hilang saat berlatih terjun payung. Prajurit ini jatuh di perairan Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Jawa Tengah.
Saat insiden ini terjadi, ada 11 penerjun dari Satuan 81 Kopassus melakukan latihan Pemeliharaan Kemampuan Terjun.
Mereka berangkat menggunakan Helikopter Mi-17 dari Lapangan Udara Ahmad Yani Semarang. Setelah berada di titik yang ditentukan, para penerjun Kopassus lompat dari helikopter dengan target pendaratan di area lapangan Pantai Marina Semarang.
Namun, 11 penerjun ini tak bisa mengendalikan diri di tengah empasan angin kencang. Akibatnya, ada seorang penerjun hilang dan dua personel lain jatuh tersangkut di Pabrik Tepung Sri Boga kawasan Pelabuhan Tanjung Mas.
5. SASR (Australia)
Resimen Layanan Udara Khusus Australia (SASR) adalah unit pasukan khusus yang ada di bawah naungan Komando Operasi Khusus Australia, dikutip dari Britannica.
Pasukan ini memiliki peran ganda, yakni melakukan operasi khusus tentara yang disebut operasi 'hijau,' tetapi juga menjalankan operasi kontra-terorisme yang disebut operasi 'hitam.'
Dalam satu skuadron SASR, ada tiga pasukan, yakni pasukan laut yang memiliki spesialisasi di operasi bawah air, pasukan udara yang dikhususkan pada kemampuan terun payung, dan pasukan darat yang terlatih di medan pertempuran hutan dan gurun.
Sementara itu, pelatih pasukan SASR Kevin Toonen menuturkan, seleksi tiga pekan untuk menjadi bagian dari SARS merupakan 'neraka di Bumi.'
"Dalam lima hari terakhir seleksi, rata-rata prajurit akan kehilangan berat 10-15kg," kata Toonen kepada news.com.au.
"Saya melihat prajurit yang mengalami patah punggung dan leher. Saya melihat banyak prajurit yang patah tulang di sekujur tubuh, dan ini terjadi di dalam latihan," tutur Toonen.
Toonen juga menyampaikan hanya 15 persen kandidat yang lolos dengan persetujuan instruktur.
6. GIGN (Prancis)
Mengutip The Independent, Groupe d'Intervention de la Gendarmerie Nationale (GIGN) merupakan pasukan khusus Prancis yang dibentuk setelah kegagalan dalam kasus penyanderaan atlet Olimpiade Israel saat Olimpiade Munich pada 1972.
Pasukan ini dibentuk dari jajaran kepolisian dalam seleksi selama tiga bulan.
Selain itu, tim dokumenter Prancis merekam sekelompok calon anggota baru GIGN melihat 120 kandidat berkurang menjadi 18 hanya dalam dua pekan. Para kandidat juga harus menerima 'tinju hukuman' dari prajurit terlatih.
7. NZSAS (Selandia Baru)
Unit Layanan Udara Khusus Selandia Baru (NZSAS) merupakan unit pasukan khusus Selandia Baru. Unit ini bertugas untuk melakukan operasi pengintaian dan kontra-terorisme, dikutip dari situs resmi militer tersebut.
Prajurit NZSAS harus menjalankan latihan selama sembilan bulan. Program ini mencakup beberapa kemampuan penting, seperti navigasi, senjata, medis, dan pembongkaran.