Cerita Eks RPKAD Pernah Tempur Lawan Pasukan Khusus Inggris SAS

CNN Indonesia
Jumat, 11 Feb 2022 07:41 WIB
Cerita mantan anggota RPKAD yang sekarang bernama Kopassus pernah menghadapi serangan pasukan khusus Inggris SAS di Kalimantan.
Foto ilustrasi. Anggota Kopassus memeragakan keahliannya. (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Soemadji dan beberapa rekannya kemudian ditugaskan ke pos tentara Inggris di Plaman Mapu.

Pada 18 April 1965, satu peleton yang dipimpin Dan Ton Peltu Rohendi mengadakan pengintaian di Mapu. Dari pengintaian ini, tim tersebut memutuskan akan menyerang pada 26 April pukul 19.00 waktu setempat.

"Tidak sampai satu minggu dari Pang Amo, tim berangkat lagi ke Mapu. Ada kompi yang bertugas mengganggu pos-pos musuh lain agar tidak bisa membantu pos di Mapu," kata Soemadji.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, Soemadi juga bercerita ia harus melewati parit sedalam 2 meter, kawat gulung, dan pagar kawat.

"Seandainya kawat gulung itu dialiri setrum, mati kami. Perjuangan yang berat. Kami membawa senjata yang berat sekali bebannya, tidak boleh mengeluarkan suara, sekalipun gesekan air minum dengan veldples (tempat air minum tentara-red)," ceritanya.

Setelah pasukan Kompi B berhasil berada 7 meter dari pos musuh, barulah serangan di mulai. Kompi ini membuka serangan dengan mortir 5 pucuk.

"Elevasinya harus pas, setelah mortir dilemparkan, dung! dung! dung! dung! Tepat sekali kena bunker itu. Kemudian, dem! dem! dem! dem! Kita serang," celoteh Soemadji lagi.

Soemadji mengaku, banyak tentara musuh yang tewas dalam serangan ini. Meski demikian, pasukan terjun payung Inggris SAS berhasil menemukan Soemadji dan tiga temannya, kemudian mereka dihujani dengan tembakan.

"Berempat ini, dihajar dari pos yang nggak tahu kami. Jegrek! Kami ditembak dari pos itu, dibalas pakai rocket launcher itu, dhier! Baru berhenti. Namun teman saya, Soenardi ternyata kena tembak," kenangnya.

Operasi Dwikora merupakan operasi militer yang terjadi pada 1965. Operasi ini dilakukan sebagai respons dari RI yang tak setuju Inggris membentuk Federasi Malaysia.

Inggris, yang kala itu berupaya mengakhiri kolonisasi, hendak menggabungkan koloninya di Semenanjung Malaya dengan Sabah dan Sarawak yang terletak di Kalimantan.

Presiden RI kala itu, Soekarno, tak setuju karena Federasi Malaysia ini dapat menjadi boneka Inggris yang mengancam kemerdekaan Indonesia. Selain itu, pembentukan Federasi ini dinilai melanggar Perjanjian Manila yang ditandatangani pada 5 Agustus 1963.

Dalam perjanjian ini, Indonesia, Malaysia, dan Filipina sepakat warga Sabah dan Sarawak harus menentukan referendum dan nasib sendiri tanpa paksaan pihak luar, di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

Namun, pada 16 September 2962, Inggris membentuk Federasi Malaysia.

(pwn/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER