Putin Disebut Pemenang Konflik Rusia Vs Ukraina dan Barat

CNN Indonesia
Kamis, 17 Feb 2022 11:15 WIB
Rusia dinilai pemenang konflik dengan Ukraina dan negara Barat karena berhasil membuat NATO memenuhi permintaan Moskow langsung maupun tidak langsung.
Rusia dinilai pemenang konflik dengan Ukraina-Barat karena berhasil membuat NATO memenuhi permintaan Moskow langsung maupun tidak langsung. (Foto: AFP/MIKHAIL METZEL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Presiden Rusia Vladimir Putin disebut telah meraih kemenangan atas Barat dalam konflik dengan Ukraina yang terus memanas saat ini.

Pengamat politik asal Italia, Lucio Caracciolo, menganggap taktik Rusia mengerahkan pasukan ke dekat perbatasan dan rumor invasi membuat takut Barat. Hal itu pun membuat prospek keanggotaan Ukraina di NATO kembali abu-abu sesuai keinginan Rusia.

Caracciolo mengatakan kemenangan Moskow juga ditandai dengan pembahasan soal arsitektur keamanan Eropa, yang mana Kremlin punya peran sentral di dalamnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Terlalu dini memberi penilaian akhir. Tapi kita bisa mengatakan Putin berhasil meraih kemenangan taktis. Dia memastikan Rusia mendapat kembali peran yang seharusnya diperhitungkan Amerika Serikat," kata Caracciolo dikutip TASS, Kamis (17/2).

Caracciolo lalu berujar, "(Putin) telah memulai pembicaraan soal senjata strategis global dan arsitektur keamanan Eropa, dan memastikan Ukraina tak bergabung dengan NATO."

Dia kemudian mencatat peran Moskow saat meraih kembali kendali situasi di Kazakhstan dan menekankan pengaruh Rusia yang berkembang di Afrika.

Barat terus menuduh Rusia akan menyerang Ukraina. Namun, sejumlah pengamat yakin mereka tak punya niat tersebut.

"Itu tak bisa sepenuhnya dikesampingkan, tapi (invasi) akan menjadi kegagalan dalam perpolitikan (Putin). Dia akan menghadapi perbedaan pendapat dari Rusia yang bertentangan dengan tesis selama ini soal persaudaraan Rusia-Ukraina," lanjut pengamat yang juga direktur majalah geopolitik, Lime, itu.

Sikap Putin yang mempertahankan ketegangan, dalam pandangan Caracciolo, berhasil membawa Rusia mencapai semua tujuan yang diinginkan. Seperti, dimulainya diskusi soal keamanan global.

Sementara itu, Caracciolo mengatakan Ukraina masih belum paham bahwa negaranya bukan prioritas Amerika Serikat. Mereka bisa mengandalkan dukungan Washington dan Eropa hanya dalam batas tertentu.

"Tak ada yang betul-betul memikirkan akses mereka ke NATO. Putin juga sudah mendorong Ukraina ke titik di mana negara ini tak menarik bagi investasi asing," jelas Caracciolo.

Sejauh ini, ia tak melihat logika saat Presiden AS, Joe Biden, bereaksi terhadap krisis ini.

Caracciolo juga meyakini pasokan gas dari Rusia ke sejumlah negara di Eropa tak memainkan peran yang signifikan dalam negosiasi Jerman dan Moskow. Menurutnya, itu bukan permainan soal gas

"Ini permainan strategis dan geopolitik. Bahkan Amerika tak tertarik untuk untuk menghilangkan ketergantungan Eropa kepada Rusia sepenuhnya," ujar dia lagi.

Senada dengan Caracciolo, pengamat hubungan internasional asal Indonesia, Teuku Rezasyah juga mengatakan Rusia sudah berhasil mencapai tujuan jangka panjang di Eropa dan Asia.

"Vladimir Putin sudah berhasil membuktikan keberhasilannya membangun Rusia yng modern, unggul, demokratis, berdaulat, maju, kuat, dan mandiri," kata Rezasyah kepada CNNIndonesia.com, Rabu (16/2) kemarin.

Dengan demikian, Rusia tak kehilangan eksistensi dan pengaruhnya di jajaran negara eks Uni Soviet.

Penempatan pasukan di perbatasan negara itu, lanjut Reza, juga mampu menggetarkan NATO. Sehingga aliansi ini tak bisa lagi meneruskan hasrat mereka untuk ekspansi lebih jauh.

Konflik di perbatasan Ukraina-Rusia masih memanas hingga sekarang, meski Moskow mengklaim telah menarik pasukan, bersedia dialog dan menyatakan tak mau perang.

Namun, sejumlah pihak ragu akan hal tersebut. Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, mengaku belum memverifikasi penarikan pasukan itu. 

NATO juga tak melihat ada penurunan ketegangan di kawasan perbatasan kedua negara ini, sementara Ukraina menyatakan Moskow hanya merotasi pasukan.

Barat terus menyarankan Ukraina agar tetap waspada. Sebab, invasi masih ada kemungkinan dilakukan kapan saja dengan dalih operasi bendera palsu.



(isa/rds)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER