Moskow terus berusaha mengamankan cengkeramannya di wilayah pemberontak dengan membagikan lebih dari 720 ribu paspor Rusia kepada penduduk di wilayah Ukraina timur itu.
Di tengah meningkatnya ketegangan atas penumpukan pasukan Rusia di dekat Ukraina, Prancis dan Jerman memulai upaya baru agar kedua pihak mematuhi kesepakatan 2015.
Menghadapi seruan dari Berlin dan Paris, para pejabat Ukraina mengkritik kesepakatan Minsk dan memperingatkan hal itu bisa menyebabkan kehancuran Kiev.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dua putaran pembicaraan di Paris dan Berlin antara utusan dari Rusia, Ukraina, Prancis dan Jerman juga tak menuai hasil.
Pekan lalu, bahkan Majelis rendah parlemen Rusia, mendesak Putin mengakui kemerdekaan wilayah pemberontak Ukraina.
Selain itu, ketegangan yang terus meningkat membuat pemimpin kelompok separatis mendesak Putin mengakui kedaulatan wilayah mereka.
Kemudian, Putin menyatakan kemerdekaan Donestk dan Luhansk pada Senin (21/2). Pernyataan tersebut disiarkan di media pemerintah.
"Saya percaya perlu mengambil keputusan yang lama tertunda, untuk segera mengakui kemerdekaan dan kedaulatan Republik Rakyat Donestsk dan Republik Ralyat Luhansk," kata Putin dikutip AFP, Senin (21/2).
Dalam siaran itu, Putin juga terlihat menandatangani perjanjian timbal balik dengan para pemimpin pemberontak di Kremlin.
Lihat Juga : |
Pengakuan Putin secara otomatis menghancurkan perjanjian damai Minsk, yang selanjutnya akan memicu ketegangan dengan Barat.
Langkah tersebut menyusul beberapa hari penembakan yang meletus di sepanjang jalur kontak di Donetsk dan Luhansk.
Pekan lalu, para pemimpin separatis merilis pernyataan video yang mengumumkan evakuasi warga sipil karena ada "agresi" Ukraina.
CBS News melaporkan bahwa data yang disematkan dalam video menunjukan pernyataan mereka telah direkam dua hari sebelumnya saat situasi masih relatif tenang. Hal ini semakin menunjukkan skenario terencana demi memutuskan wilayah itu dari Ukraina.
Ukraina dan Barat menuduh Moskow menyulut ketegangan untuk menciptakan dalih invasi. Rusia malah menuduh Ukraina mencoba merebut kembali wilayah yang dikuasai pemberontak dengan paksa.
(isa/bac)