Amerika Serikat turut mengirim senjata dan alat utama sistem pertahanan (alutsista) ke Ukraina, mulai dari tank hingga amunisi menyusul konflik yang belakangan ini memuncak antara Ukraina dan Rusia.
Konflik itu bermula usai Rusia mengerahkan pasukan dan peralatan tempur ke perbatasan. Amerika Serikat menuduh Moskow akan melakukan invasi, namun mereka membantah.
Jika terjadi serangan, Ukraina bakal kesulitan menghalau Rusia karena alat utama sistem pertahanan (Alutsista) mereka kalah jauh. Demi menambah kekuatan Kiev, Washington turut memasok senjata.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut deret alutsista atau alat tempur hingga senjata yang dikirim Amerika Serikat ke perbatasan Ukraina untuk melawan invasi Rusia.
Pada 11 Februari, Menteri Pertahanan Ukraina, Oleksiy Resnikov, menerima 90 ton amunisi. Dengan demikian total amunisi dari Washington mencapai 1.300 ton.
Pada 26 Januari, Ukraina menerima 300 rudal Javelin. Pengiriman senjata itu mencapai 79 ton.
"300 rudal Javelin, 79 ton bantuan keamanan untuk angkatan bersenjata Ukraina. AS mendukung Ukraina, dan kami akan terus membutuhkan dukungan yang dibutuhkan," demikian pernyataan Kedutaan Besar AS di Kiev, dikutip NY Post.
Sejak 2019, Amerika Serikat mulai mengirim sistem peluncur dan rudal Javelin.
Pengiriman rudal javelin memiliki makna simbolis bagi Rusia dan Ukraina, karena biasanya hanya untuk sekutu dekat AS dan anggota NATO. Kiev hingga sekarang belum menjadi anggota blok itu.
Javelin merupakan rudal anti tank yang bisa menargetkan kendaraan lapis baja, gua dan bunker. Ukurannya yang mudah dijangkau, senjata ini bisa diluncurkan oleh satu orang di berbagai platform.
Di pekan selanjutnya, bantuan senjata seberat 80 ton tiba di Ukraina. Bantuan ini meliputi javelin, sistem anti-tank lain, amunisi, peralatan mematikan dan tidak mematikan.