Ukraina mulai mengevakuasi warga dari bagian timur negaranya yang bergolak, terutama di Luhansk, menyusul invasi militer Rusia ke Donbas sejak Kamis (24/2) pagi.
"Kami merekomendasikan penduduk wilayah Luhansk untuk segera meninggalkan wilayah itu," kata kepala Administrasi Negara Wilayah Luhansk, Serhiy Haiday, melalui pernyataan di Facebook.
Lihat Juga :![]() BREAKING NEWS Rusia Serang Ukraina dari Tiga Sisi, Perang Membara |
Haiday juga menginstruksikan warga yang memiliki kendaraan untuk mengevakuasi diri secara mandiri ke arah Sungai Dnieper.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, ia memaparkan kereta api telah disediakan bagi warga yang tidak dapat pergi keluar kota Luhansk secara mandiri. Haiday memaparkan kereta evakuasi telah disiapkan di stasiun Lysychansk, Rubizhne, dan Svatove.
"Selama evakuasi, harap tetap tenang dan dengarkan instruksi pihak berwenang, Kepolisian Nasional, dan Layanan Darurat Negara Ukraina," katanya seperti dikutip CNN.
Luhansk adalah salah satu dari dua wilayah di timur Ukraina selain Donestk yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia. Kedua wilayah yang dikenal sebagai Oblast di Ukraina itu merupakan bagian dari wilayah Donbas yang menjadi target invasi Rusia.
Tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus ke Donbas pada Kamis pagi, rentetan ledakan terdengar di setidaknya tujuh kota Ukraina, termasuk Ibu Kota Kiev.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyatakan rudal Rusia telah menyerang basis militer Ukraina di beberapa kota termasuk di Kiev dan pasukan penjaga perbatasan.
Layanan perbatasan Ukraina melaporkan bahwa pasukan Rusia datang dari perbatasan di timur, Belarus di utara, dan Crimea yang terletak di selatan negaranya.
"Sekitar pukul 05.00 pagi ini, perbatasan Ukraina di dekat Federasi Rusia, Republik Belarus, diserang oleh tentara Rusia yang didukung Belarus," demikian pernyataan badan tersebut.