Bagaimana Perang Rusia vs Ukraina Menarik Tentara Bayaran dan Relawan?

CNN Indonesia
Jumat, 04 Mar 2022 14:51 WIB
Konvoi pasukan Rusia dekat Kota Kyiv. (via REUTERS/RUSSIAN DEFENCE MINISTRY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Perang Rusia dan Ukraina menarik sejumlah tentara bayaran dan relawan dunia untuk bergabung ke medan konflik tersebut.

Sejak invasi Rusia ke Ukraina kian memanas, Ukraina mulai menerima relawan internasional untuk membantu mereka dalam perang melawan pasukan Vladimir Putin.

Presiden Ukraina Voloydmyr Zelensky juga disebut memulai program bernama 'Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina' dan menghilangkan permintaan visa untuk para relawan tersebut.

Otoritas Ukraina mengumumkan saat ini sudah ada 16 ribu relawan yang bergabung dan membantu mereka di medan perang.

Dilansir dari Middle East Eye, menurut sejumlah sumber, perang ini bukan hanya melibatkan relawan internasional. Konflik itu juga menarik sejumlah tentara bayaran yang memiliki pengalaman bertempur.

Selain itu, beberapa kontraktor swasta juga dilaporkan tiba di Ukraina untuk tujuan ekstraksi, evakuasi, dan pertahanan yang disewa oleh perusahaan swasta.

Pada pekan ini, sebuah iklan pekerjaan bahkan muncul di Silent Professionals, sebuah situs web daftar untuk pekerjaan pertahanan dan keamanan swasta.

Iklan tersebut mencari beberapa 'agen ekstraksi dan pelindung' untuk melakukan operasi evakuasi individu dan keluarga di seluruh pedesaan dan kota-kota besar Ukraina.

"Pemberi kerja adalah perusahaan yang berbasis di AS. Baik agen pria dan wanita dipersilakan untuk melamar," kata iklan tersebut.

"Hanya kandidat yang sangat berpengalaman yang memiliki setidaknya lima tahun atau lebih pengalaman militer di wilayah Eropa ini yang akan dipertimbangkan untuk peran ini," tambahnya.

Iklan tersebut mencatumkan nilai imbalan untuk pekerjaan tentara bayaran. Imbalan dan bonus akan diberikan setelah operasi selesai.

"Relawan akan berangkat, itu benar, tetapi tentara profesional juga berangkat," kata kontraktor militer swasta pertama.

Ia menambahkan bahwa pada 2 Maret, jumlah tentara bayaran yang pergi ke Ukraina lebih dari seribu orang dan sekitar 100 dari mereka berasal dari Legiun Asing Prancis.

"Legiun Prancis memberi tahu mereka bahwa mereka tidak boleh membawa identitas apa pun dan jika mereka tertangkap, mereka tidak memiliki izin untuk pergi," katanya.

"Saya memutuskan untuk tidak pergi, tetapi orang-orang dengan pengalaman militer yang signifikan yang juga berbicara bahasa lokal dari Slovakia, Polandia, dan Latvia telah pergi ke Ukraina," tambahnya.

Bantahan pemerintah Ukraina dan tentara bayaran Rusia, baca di halaman berikutnya...



Bantahan Pemerintah Ukraina dan Tentara Bayaran Rusia


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :