Putin akhirnya memutuskan invasi Rusia bergulir. Ia berdalih hal tersebut dilakukan untuk melindungi warga wilayah Donbas yang meliputi Donetsk dan Luhansk dari kungkungan pemerintah Ukraina.
Sang Kremlin bahkan mengeklaim rakyat Donbas mengalami genosida dan menyamakannya seperti perlakukan Nazi kepada orang-orang Yahudi.
Zelenskyy yang memiliki darah keturunan Yahudi membantah klaim Putin. Ia menyebut kakeknya justru menjadi bagian dari militer Uni Soviet.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sadar negaranya dibombardir, mantan komedian itu pun memerintahkan rakyatnya untuk siap berperang membela negara. Ia juga menyerahkan senjata-senjata bagi siapapun yang siap melawan Rusia.
Memasuki hari ke-11 invasi Rusia terhadap Ukraina, situasi belum juga reda. PBB sempat menyatakan 752 warga sipil Ukraina tewas. Sementara pemerintah Ukraina mengklaim 11 ribu tentara Rusia meregang nyawa dalam konfrontasi ini.
Beberapa petinggi negara pun berupaya mendinginkan suhu peperangan. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Minggu (6/3) waktu setempat diberitakan Reuters menelepon Putin sekaligus meminta Putin mengakhiri invasi.
Hal senada juga dilakukan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron yang meminta pertumpahan darah segera berakhir sesegera mungkin.
Namun, Putin dan Zelensky belum menunjukkan tanda-tanda meletakkan senjata meski kedua pihak sempat bertemu pekan lalu. Kedua pihak masih mengklaim melakukan hal yang benar menurut versi masing-masing.
(ikh/bac)