Jerman dan Hungaria Ogah Jatuhkan Sanksi Energi Rusia

CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2022 01:16 WIB
Jerman dan Hungaria masih bergantung pada impor migas dari Rusia sehingga tak ingin mengenakan sanksi energi terhadap Negara Beruang Merah.
Jerman dan Hungaria masih bergantung pada impor migas dari Rusia sehingga tak ingin mengenakan sanksi energi terhadap Negara Beruang Merah. Ilustrasi. (iStock/nielubieklonu).
Jakarta, CNN Indonesia --

Pemerintah Jerman dan Hungaria tak ingin menjatuhkan sanksi pada sektor energi Rusia atas agresi militer terhadap Ukraina yang dilakukan sejak 24 Februari 2022 lalu.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengungkapkan Eropa tidak dapat mengamankan pasokan energinya tanpa impor dari Rusia.

Menurit Scholz, energi sengaja dikeluarkan dari putaran sanksi sebelumnya. Ia menambahkan energi dari Rusia "penting" untuk kehidupan sehari-hari warganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Menteri Keuangan Hongaria Mihaly Varga mengatakan pemerintahnya tidak akan mendukung sanksi apapun terhadap energi Rusia.

Dalam sebuah video Facebook yang diunggah Senin (7/3), Mihaly berbicara tentang kerusakan substansial sanksi Rusia terhadap perekonomian negaranya.

"Mereka yang meminta perluasan sanksi, ingin rakyat Hongaria membayar harga perang," ujar Mihaly dikutip CNN.

Mihaly mengungkapkan Uni Eropa bergantung pada Rusia untuk 40 persen kebutuhan gas dan sekitar 27 persen untuk minyak.

Sementara itu, ketika ditanya tentang potensi sanksi terhadap energi Rusia, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan opsi yang tidak terpikirkan tiga minggu lalu itu, sekarang dipertimbangkan.

"Kita harus mempertimbangkan bagaimana kita semua bisa menjauh secepat mungkin dari ketergantungan, ketergantungan pada hidrokarbon Rusia, minyak dan gas Rusia," ujar Johnson dalam konferensi pers pada awal pekan ini.

Pada Minggu lalu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada CNN bahwa AS bekerja dengan sekutunya di Eropa untuk melihat kemungkinan pelarangan impor minyak Rusia sebagai bentuk pengetatan sanksi.

Namun, dampak larangan impor minyak Rusia akan berdampak minim terhadap AS mengingat Rusia hanya mewakili kurang dari 2 persen dari keseluruhan impor minyaknya.

(cnn/sfr)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER