Gubernur di Ukraina: Banyak Tentara Rusia Merasa Diperdaya
Gubernur di wilayah Mykolaiv, Ukraina, Vitaliy Kim, menilai banyak pasukan Rusia yang merasa diperdaya terkait perintah invasi.
Kim menuturkan tak sedikit tentara Rusia yang tertangkap di wilayahnya atau membelot dan mengaku tidak ingin menyerang Ukraina. Para tentara Rusia itu, kata Kim, mengaku hanya diberitahu untuk menggelar latihan militer.
"Apa masalah warga Rusia? Mereka tidak ingin menyerang. Mereka berpikir mereka telah diperdaya, mereka telah diberitahukan ini adalah latihan militer, hampir setiap dari mereka mengatakan hal itu," kata Kim dalam sebuah video yang dirilis di Telegram, seperti dikutip CNN pada Senin (13/10).
"Namun mereka (tentara Rusia) tak bisa kembali, karena mereka mengatakan orang-orang di Kherson bakal menembak mereka bila mereka mundur. Jadi mereka terdampar di desa-desa di mana-mana," lanjutnya.
Meski begitu, CNN belum bisa mengonfirmasi kabar dan jumlah tentara Rusia yang melakukan desersi (perbuatan pembelotan hingga memihak pada musuh).
Dalam kesempatan itu, Kim juga menyatakan, Ukraina telah menawarkan pengampunan bagi setiap tentara Rusia yang tak ingin bertempur. Ia juga berencana memberikan opsi bagi pasukan Rusia untuk menghindari konfrontasi.
"Saya ingin membuat sejenis 'koridor hijau' untuk orang Rusia, mereka yang belum pernah menembak warga sipil atau tak berbuat kejahatan apapun. Untuk orang-orang yang ingin hidup, saya akan mengatur hotline untuk menelpon, untuk datang dan tetap hidup, dan terhindar dari penjara saat Anda kembali ke Rusia," ujar Kim.
"Saya tengah mengatur ini, dan saya berharap ini bakal berhasil," paparnya menambahkan.
Meski demikian, Kim tidak menjelaskan secara rinci terkait opsi dan jaminan keamanan yang diberikan untuk tentara Rusia yang memutuskan desersi.
Ia juga menambahkan koridor tersebut tak akan berlaku bagi personel artileri dan peluncur roket.
"Setelah Mariupol, mereka tidak memiliki kesempatan, antara lari atau mati."
Sekitar 1.300 tentara Ukraina dan 12.000 tentara Rusia dilaporkan tewas sejak invasi berlangsung pada 24 Februari lalu, menurut angka dari pemerintah Ukraina.
Ukraina juga melaporkan 1.581 warga sipil, termasuk 79 anak-anak, tewas akibat gempuran Rusia selama 19 hari terakhir.
(pwn/rds)