Seorang penasihat kepresidenan Ukraina, Oleksiy Arestovych, menyatakan pengeboman Rusia di Kota Mariupol menyebabkan lebih dari 2.500 orang tewas, Senin (14/3).
"Militer kami sukses di sana, kemarin mereka mengalahkan serangan bersenjata di Mariupol, mengambil tawanan perang. Namun karena ini, Rusia kini menyapu kota," kata Arestovych pada Senin (14/3).
"Lebih dari 2.500 orang telah dibunuh, berdasarkan laporan resmi dari pihak berwenang kota. Dan ini merupakan bencana yang tidak diberikan penilaian sesuai oleh dunia," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
CNN belum bisa memverifikasi jumlah korban tewas ini secara independen.
Sebelumnya, Kemerintah Kota Mariupol mengatakan ada konvoi besar berisikan bantuan kemanusiaan untuk kota itu masih belum tiba. Konvoi ini terjebak di Berdyansk, kota yang kini dikuasai pasukan Rusia.
Tak hanya itu, Kedutaan Besar Ukraina di Jakarta juga mengungkapkan pasukan Rusia sempat menyerang Masjid Sultan Suleiman di Mariupol.
"Saat ini, pasukan #Rusia sedang membombardir masjid Sultan Suleiman yang Luar Biasa dan istrinya Roxolana. Banyak orang dewasa dan anak-anak bersembunyi dari penembakan di masjid, termasuk warga #Turki," ujar Kedubes Ukraina di akun Twitter resminya pada Sabtu (12/3).
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Ukraina menyampaikan ada 80 orang dewasa dan anak-anak yang berlindung di masjid itu, termasuk warga negara Turki.
Sudah lebih dari sepekan pasukan Rusia berhasil menguasai kota Mariupol. Sejak itu, kota ini disebut tak lagi mendapatkan pasokan air, pangan, dan listrik.
(pwn/asa)