Rusia menyatakan serangan pasukan Kyiv atas kubu separatis Donetsk di Ukraina timur telah menewaskan 23 orang. Militer Rusia menuding Kyiv telah melakukan kejahatan perang.
Komite Investigasi Rusia mengatakan sedikitnya 23 warga sipil, termasuk anak-anak tewas akibat serangan itu. Sedangkan 18 orang lainnya luka-luka. Penyidik mengatakan bakal membuka penyelidikan kriminal.
Moskow menuduh tentara Ukraina menembakkan rudal Tochka-U ke daerah pemukiman di Donetsk. Itu disebut menjadi salah satu serangan paling serius di kota itu sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina lebih dari dua pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Separatis telah menguasai kota tersebut sejak 2014. Sebelumnya, mereka mengatakan pecahan roket yang ditembakkan Ukraina telah menewaskan sekitar 16-20 warga sipil.
"Penggunaan senjata semacam itu di kota di mana tidak ada angkatan bersenjata adalah kejahatan perang," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia Igor Konashenkov, seperti dilansir AFP, Senin (14/3).
Saluran resmi Telegram separatis membagikan foto dan video setelah serangan itu, dan menunjukkan mobil yang terbakar, mayat berserakan di jalan, dan kerusakan pada toko.
Dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, Denis Pushilin yang disebut-sebut sebagai Kepala Republik Rakyat Donetsk mengatakan roket Ukraina menimbulkan kerusakan di daerah pemukiman.
"Orang-orang mengantre di dekat ATM dan berdiri di halte bus," katanya dalam pidato yang disiarkan di televisi Rusia.
"Ada anak-anak di antara yang tewas," kata Pushilin, seraya menambahkan bahwa jumlah korban akan lebih banyak jika roket tidak jatuh.
Laporan serangan datang ketika negosiator Ukraina dan Rusia bertemu untuk pembicaraan guna menyelesaikan lebih dari dua minggu pertempuran sengit tetapi gagal menemukan terobosan kesepakatan.