Jurus Nol-Covid China Bobol dan Lockdown 37 Juta Warga, Apa Sebabnya?

CNN Indonesia
Rabu, 16 Mar 2022 09:05 WIB
Jurus China menerapkan kebijakan nol-Covid bobol dan melakukan lockdown 37 juta warga, apa penyebabnya?
China kembali lockdown 37 juta warga. (VIA REUTERS/STRINGER)

Lima kota di China kini berada dalam berbagai tingkat penguncian.

Penduduk di Changchun, kota Jilin, Shenzhen dan Dongguan dilarang meninggalkan tempat tinggal mereka, kecuali untuk urusan penting dan layanan darurat.

Selain itu, setiap rumah tangga hanya diperbolehkan mengirim satu orang untuk membeli bahan makanan setiap dua hingga tiga hari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Adapun kkota Langfang, menerapkan peraturan lebih ketat. Penduduk dilarang meninggalkan rumah kecuali untuk alasan darurat.

Beberapa kota-kota itu juga telah menangguhkan transportasi umum dan makan di dalam ruangan, menutup sekolah dan melakukan pengujian massal untuk semua penduduk.

Kota Jilin memulai pengujian putaran kesembilan pada Selasa, dengan foto-foto yang menunjukkan penduduk berbaris di luar di salju, terbungkus rapat.

Provinsi Jilin juga telah menerapkan pembatasan perjalanan, melarang penduduk meninggalkan provinsi atau bepergian antar kota di dalam provinsi.

Selain untuk meredam laju penularan virus, penguncian ini juga menimbulkan tantangan logistik yang sangat besar bagi pemerintah. Media China, CCTV, melaporkan provinsi tersebut hanya memiliki persediaan medis untuk beberapa hari.

Pihak berwenang sekarang berlomba untuk meningkatkan kapasitas perawatan kesehatan di daerah-daerah yang terkena dampak parah. Misalnya, membangun pusat perawatan sementara di kota Changchun dan Jilin, dan mengerahkan ribuan pasukan untuk membantu pekerjaan pengendalian Covid, menurut Global Times.

Akankah China tetap berpegang pada nol-Covid?

Saat banyak negara mulai melonggarkan aturan pembatasan Covid dan menyusun peta jalan hidup berdampinggan dengan Covid, China masih bersikeras mempertahankan strategi nol Covid.

Gubernur provinsi Jilin, Han Jun, berjanji akan mengakhiri semua transmisi komunitas dalam waktu sepekan. Pernyataan ini memicu cemoohan di media sosial China. Banyak wargente Beijing yang menyebut hal tersebut sebagai janji kosong.

Beberapa yang lain mendesak agar Han Jun mengatasi masalah yang lebih penting terlebih dahulu, seperti kekurangan bahan makanan dan persediaan penting lain.

"Pikirkan saja bagaimana orang menderita ketika Xi'an menuju 'transmisi nol-komunitas,'" kata satu komentar di platform Weibo.

Kota Xi'an dikunci selama lebih dari sebulan dari Desember hingga Januari 2021 lalu. Beberapa penduduk mengeluh mereka tidak bisa menerima makanan, persediaan dasar seperti pembalut, dan bahkan perawatan medis darurat.

"Lebih baik dipersiapkan sepenuhnya lalu bertahap (berantas penularan Covid). Jika kita terburu-buru, orang akan menderita," kata pengguna Weibo yang lain.

(isa/bac)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER