Rusia resmi berhenti menjadi anggota Dewan Eropa pada Rabu (16/3). Mereka keluar setelah lebih dari seperempat abad bergabung dalam badan hak-hak pan-Eropa. Rusia bergabung Dewan Eropa mulai 28 Februari 1996.
Dewan Eropa mengonfirmasi hal itu lewat komite menteri, bagian yang bertanggung jawab membuat keputusan utama badan tersebut.
"Federasi Rusia berhenti menjadi anggota Dewan Eropa mulai hari ini, setelah 26 tahun keanggotaan," keputusan komite, seperti diberitakan AFP pada Kamis (17/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keputusan itu diresmikan lewat simbolis penurunan dan pencopotan bendera Rusia di luar markas Dewan Eropa, Strasbourg, Prancis Timur, sekitar pukul 14.30 waktu setempat. Sedangkan bendera 46 negara anggota lainnya masih berkibar di sana.
Keputusan keluar Dewan Eropa diumumkan pada Selasa (16/3), jelang keputusan resmi badan tersebut untuk mengusir Rusia akibat menginvasi Ukraina.
![]() |
Kementerian Luar Negeri Rusia kala itu mengatakan sedang menyiapkan prosedur keluar dari Dewan Eropa. Hal itu dilakukan karena meningkatnya tekanan untuk mengusir Rusia dari kelompok pan-Eropa.
Mereka juga mengatakan telah memberi tahu rencana itu kepada Sekretaris Jenderal Dewan Eropa Marija Pejcinovic Buric.
Kemlu Rusia menyatakan tidak menyesal pergi dari Dewan Eropa. Mereka menilai negara-negara anggota Uni Eropa dan NATO telah membuat organisasi tersebut menjadi instrumen kebijakan anti-Rusia.
Gerakan yang disebut sebagai Ruxit ini membuat Rusia tidak akan bisa lagi ikut menandatangani Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia. Warga Rusia juga tidak akan lagi dapat mengajukan aplikasi ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR).
"Pemerintah Rusia merampas hak rakyat Rusia dari manfaat sistem perlindungan hak asasi manusia paling maju di dunia," pernyataan pemimpin Dewan Eropa terkait keputusan Rusia.
Rusia menjadi negara kedua yang mengumumkan keluar dalam sejarah Dewan Eropa. Keputusan itu pertama kali Yunani setelah menyatakan keluar sementara pada akhir 1960-an.
Rusia sebelumnya juga telah diskors dari semua hak perwakilannya satu hari setelah puluhan ribu tentara memasuki Ukraina pada Kamis (24/2).
(afp/chri)