Usang, Jet Tempur Lama Ukraina Diklaim Mampu Beri Perlawanan ke Rusia

CNN Indonesia
Kamis, 17 Mar 2022 17:11 WIB
Jet tempur lama Ukraina diklaim mampu memberi perlawanan terhadap Rusia yang terus menggempur negara pecahan Uni Soviet itu selama tiga pekan invasi.
Ilustrasi jet tempur MiG-29. (Krasimir GrozevWikipedia)
Jakarta, CNN Indonesia --

Jet tempur lama Ukraina diklaim mampu memberi perlawanan terhadap Rusia yang terus menggempur negara pecahan Uni Soviet itu selama tiga pekan invasi.

Kekuatan alutsista Ukraina ini menjadi sorotan karena sebelum perang berkecamuk, menurut data International Institute for Strategic Studies, negara itu punya total 125 pesawat berkemampuan tempur.

Dari jumlah itu, 37 di antaranya merupakan pesawat Mikoyan MiG-29, 34 Sukhoi Su-27, 14 pesawat pengebom Sukhoi Su-24M, dan 31 pesawat pendukung udara jarak dekat, Sukhoi Su-24.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Persenjataan jet tempur Ukraina ini dianggap usang. Pesawat MiG-29 terbaru saja diproduksi 30 tahun lalu.

Sementara itu, Rusia memulai invasi dengan serangkaian serangan rudal besar-besaran terhadap lapangan terbang Ukraina, pos komando, dan depot amunisi untuk melumpuhkan kekuatan udara Kyiv.

Namun ternyata, Rusia gagal melumpuhkan sepenuhnya pertahanan udara Ukraina dan tak bisa menguasai seutuhnya wilayah udara negara itu.

Menurut catatan Pentagon, Ukraina melakukan lima hingga 10 serangan mendadak per hari, sementara Rusia sekitar 200 kali. Namun, Kyiv masih tetap mengamankan pesawatnya.

Menurut klaim Ukraina, mereka tak mengalami banyak kerugian, baik dari sisi persenjataan maupun personel militer.

Pada 11 Maret lalu, pejabat Kementerian Pertahanan AS mengatakan, Angkatan Udara Ukraina masih memiliki sekitar 56 pesawat tempur atau sekitar 80 persen dari armada udara sebelum invasi.

AS menyatakan, Ukraina masih dapat mempertahankan sebagian besar alutsista itu karena efektif menggunakan sistem pertahanan rudal udara di darat.

"Mereka berhati-hati dengan apa yang mereka tembak. Mereka memindahkan barang-barang. Mereka sangat gesit, dan itu terbukti efektif," kata pejabat Kemenhan AS itu.

Setelah tiga pekan perang habis-habisan, pertahanan udara Ukraina dianggap masih punya harapan.

Berdasarkan laporan Kyiv Independence, pasukan Ukraina ini tak hanya berhasil bertahan dan menghalau serangan rudal Rusia, tapi juga mencegah Moskow menguasai udara.

Pertahanan Udara Ukraina disebut sangat efektif mempertahankan Kyiv dari gempuran rudal jelajah dan balistik Rusia.

Namun, kondisi berbeda ketika Rusia menyerang Kharkiv, Mariupol, atau Chernihiv. Di sana, pertahanan Ukraina tak setangguh di Kyiv.

Hingga kini, Ukraina masih terus digempur Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu. Sejak saat itu, pertempuran dan ledakan terus terjadi hingga menelan korban jiwa.

[Gambas:Video CNN]

Menurut PBB, warga sipil yang tewas sejak agresi Rusia ke Ukraina mencapai 636 orang dan 1.125 terluka. Sementara itu, pemerintah Ukraina melaporkan korban warga sipil mencapai setidaknya 2.000 jiwa.

Rusia bersedia mengakhiri invasi jika Ukraina berjanji tak bergabung dengan NATO dan aliansi pertahanan internasional lainnya. Mereka juga ingin Crimea diakui sebagai bagian wilayah Rusia.

Sementara itu, Ukraina menuntut gencatan senjata dan penarikan pasukan Rusia. Mereka juga menegaskan, Ukraina tak akan melepas wilayah kedaulatan mereka.

(pwn/has/bac)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER